Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Prancis mulai ditarik dari Niger minggu ini, kata Paris pada Hari Kamis, setelah perselisihan dengan junta militer yang berkuasa sejak kudeta pada Bulan Juli.

"Kami akan memulai operasi penarikan minggu ini, dengan baik, aman dan berkoordinasi dengan pihak Niger," kata markas besar militer Prancis, melansir The National News 5 Oktober.

Dalam pernyataan Hari Kamis, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis mengatakan proses penarikan seluruh militernya dari Niger harus selesai pada akhir tahun ini, dikutip dari Reuters.

Pengumuman ini muncul seminggu setelah Duta Besar Prancis untuk Niger meninggalkan negara itu, di bawah tekanan rezim militer yang berkuasa.

Bulan lalu, Presiden Emmanuel Macron mengumumkan Prancis akan menarik 1.400 tentara hingga akhir tahun ini.

Diketahui, militer Prancis berada di Niger sebagai bagian dari perjuangan yang lebih luas melawan ekstremis di wilayah Sahel yang meliputi Burkina Faso, Kamerun, Chad, Gambia, Guinea Mauritania, Mali, Nigeria dan Senegal.

Sekitar 400 orang di antaranya dikerahkan bersama pasukan lokal di barat laut Niger, dekat perbatasannya dengan Burkina Faso dan Mali.

Itu merupakan zona 'tiga perbatasan' yang dikenal sebagai surga untuk kelompok ISIS. Tentara yang mundur dari wilayah tersebut memerlukan perlindungan untuk meninggalkan posisi depan mereka yang terbuka, kata markas besar militer, mungkin termasuk dukungan udara dari pasukan yang lebih besar di pangkalan udara di luar ibu kota Niamey.