Bagikan:

YOGYAKARTA - Pembangunan kereta cepat tak hanya digencarkan oleh pemerintah Indonesia dan menjadi negara pertama Asia tenggara yang mengoperasikan kereta peluru. Malaysia diketahui juga sempat mengerjakan proyek kereta cepat (High Speed Rail) yang menghubungkan dari Kuala Lumpur ke Jurong. Namun sayangnya proyek kereta cepat Malaysia mangkrak. 

Malaysia membatalkan proyek kereta cepat HSR pada tahun 2020. Mega proyek yang menginvestasikan dana sebesar 17 miliar dolar tersebut kini nasibnya tak jelas. Proyek tersebut dikerjakan di bawah naungan perusahaan BUMN Malaysia milik Kementerian Keuangan. Lantas apa penyebab proyek kereta cepat Malaysia mangkrak?

Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura

Proyek kereta cepat Malaysia-Singapura merupakan diawali dari inisasi kedua negara untuk mengembangkan kawasan yang dilintasi oleh HSR. Meski sempat diwarnai perdebatan, kedua negara tetangga ini sepakat patungan untuk membangun kereta cepat pada tahun 2013 silam. 

Kereta cepat yang direncanakan ini memiliki rel dengan panjang lintasan mencapai 218 mill atau 350 kilometer dari Kuala Lumpur hingga Jurong. Kereta cepat bisa memperpendek perjalanan dari Kuala Lumpur hingga ke Singapura menjadi hanya sekitar 90 menit. Apabila dibandingkan memakai kendaraan pribadi atau bus maka waktu tempuhnya bisa lebih dari 4 jam. 

Namun sayangnya kedua pihak harus menjalankan beberapa perubahan kesepakatan yang membuat kerjasama pengerjaan kereta cepat terpaksa dihentikan. Pemberhentian proyek diumumkan secara resmi pada 31 Desember 2020 lalu. 

Mengapa Proyek Kereta Cepat Malaysia Mangkrak?

Mangkraknya proyek kereta cepat Malaysia terjadi setelah penghitungan ulang nilai investasi yang disebut memberatkan. Saat ini pemerintah Malaysia tengah mencari pihak swasta yang berminat melanjutkan pengerjaan proyek kereta cepat antara negeri jiran dengan Singapura tersebut. 

Pemerintah Malaysia enggan memakai uang negara untuk mendanai investasi pembangunan kereta cepat karena dinilai memberatkan APBN mereka. Proyek yang dikelola oleh perusahaan BUMN Malaysia tersebut membuka kesempatan bagi investor swasta yang tertarik mendanai dengan model kemitraan publik-swasta. 

Ketika proyek ini dibatalkan pada tahun 2020, pengerjaan kereta cepat diperkirakan memakan biaya sekitar 17 miliar dollar AS. Pemerintah Malaysia ingin proyek tersebut cepat sepenuhnya mendapat pendanaan dari investor. Sebenarnya sudah ada perusahaan-perusahaan dari Jepang, China, Korea Selatan, dan Eropa yang menyatakan berminat untuk menjalin kontrak pembangunan, mengoperasikan, dan membiayai pembangunan proyek tersebut. 

“(Proses tersebut) menandai inisiatif pemerintah untuk mengaktifkan kembali proyek kereta cepat, caranya melalui mekanisme pendanaan baru dan model implementasi dalam upaya untuk lebih meningkatkan infrastruktur transportasi kereta api dan memperkuat perekonomian nasional,” tulis MyHSR Corp dalam keterangan resminya.

Sebelumnya, pihak Malaysia mengusulkan beberapa skema perubahan kepada pemerintah Singapura terkait struktur proyek, desain stasiun, dan memajukan penyelesaian proyek dua tahun lebih cepat. Menurut Malaysia dengan proyek HSR yang dipercepat dapat mengurangi dampak negatif dari penurunan ekonomi selama pandemi COVID-19. 

Menteri Ekonomi Malaysia, Mustapa Mohamed, menyatakan kalau pemerintah Kuala Lumpur memungkinkan opsi pembiayaan yang lebih fleksibel, termasuk pembayaran yang ditangguhkan dan kemitraan publik-swasta. 

Demikianlah ulasan mengenai mengenai alasan proyek kereta cepat Malaysia mangkrak dan tak jelas nasibnya. Apabila proyek ini bisa direalisasikan maka kereta cepat dari Kuala Lumpur-Singapura ini bakal beroperasi di tahun 2026. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.