Bagikan:

JAKARTA - Mogok yang dilakukan oleh United Auto Workers (UAW) terhadap tiga produsen otomotif besar Amerika terus berlanjut, dengan ribuan pekerja yang memprotes untuk kenaikan gaji.

Meskipun ada 13.000 pekerja yang melakukan mogok, General Motors, Ford, dan Stellantis tetap menolak untuk menyerah pada tuntutan serikat pekerja meskipun mendapat dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh termasuk Presiden AS Joe Biden. Namun, tampaknya salah satu produsen otomotif Amerika akan mendapat keuntungan dari mogok ini, demikian dilaporkan oleh Automotive News, dikutip dari Carbuzz, 1 Oktober.

Para analis menyatakan bahwa Tesla akan mendapatkan keuntungan dari mogok yang terus berlangsung.

"Dalam pandangan kami, Tesla adalah pemenang terbesar. Biaya tenaga kerja mereka sudah diperkirakan 35% - 40% lebih rendah dari Detroit Three, dan keunggulan biaya ini akan semakin melebar ketika kesepakatan akhirnya tercapai," kata Garrett Nelson, Vice President of Equity Research di CFRA, kepada BNN Bloomberg.

Saat ini, produsen otomotif sedang menawarkan kenaikan gaji sebesar 21%, tetapi Nelson mengatakan bahwa serikat pekerja meminta kenaikan keseluruhan sekitar 36%. Hal ini akan membuat lebih mahal bagi produsen otomotif Amerika besar untuk beralih ke kendaraan listrik.

Tesla sudah memiliki pangsa pasar kendaraan listrik Amerika sebesar 60% selama tiga kuartal pertama tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh Kelly Blue Book.

"Menurut pandangan kami, mogok ini benar-benar akan menghambat kemampuan Detroit Three untuk bersaing di pasar kendaraan listrik, hanya karena biaya tenaga kerja yang jauh lebih tinggi," tambah Nelson.

Jangan lupakan bahwa Tesla telah menurunkan harga kendaraan listriknya, membuatnya lebih menarik bagi pelanggan. Sebagai contoh, Model 3 baru dapat dimiliki dengan harga hanya 33.000 dolar AS atau sekitar Rp511 juta setelah insentif. Itu adalah harga yang luar biasa untuk kendaraan listrik dan sangat sulit untuk disaingi ketiganya.

CEO Tesla, Elon Musk, sudah mengatakan bahwa ia bersedia mengorbankan keuntungan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan sebesar 50%.

Sementara, Gene Munster, mitra pengelola di Deepwater Asset Management, percaya bahwa setelah serikat pekerja dan Big Three mencapai kesepakatan, biaya tenaga kerja Tesla akan 48% lebih rendah dari pesaing Amerika lainnya. Biaya tenaga kerja rata-rata Tesla diperkirakan sekitar 55 dolar AS per jam (sekitar Rp852 ribu), sementara biaya pekerja UAW bisa naik menjadi 105 dolar AS per jam (sekitar Rp1,6 juta).

Pekerja Tesla tidak tergabung dalam serikat pekerja, tetapi telah ada upaya dari para karyawan untuk meluncurkan proyek serikat. Namun, tidak ada yang berhasil karena para pekerja yang terlibat segera dipecat setelah mengumumkan niat mereka untuk membentuk serikat.