Bagikan:

JAKARTA - Aksi mogok ribuan anggota serikat pekerja otomotif di AS (UAW) menghadapi produsen mobil Detroit Three (Ford, Stellantis, dan General Motors) mulai memasuki minggu kelima dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Baru-baru ini, dikutip dari Usatoday, 14 Oktober, sebanyak 8.700 pekerja di pabrik terbesar Ford meninggalkan pekerjaannya, sehingga perusahaan berisiko kehilangan keuntungan sekitar 30 juta dolar AS (Rp471 miliar) per hari.

Sementara, ketika teknologi terus berkembang maka industri otomotif juga mengalami transformasi besar. Ford dan Hyundai misalnya yang memutuskan mengikuti jejak Tesla dalam merambah kecanggihan produksi mobil dengan menandatangani perjanjian dengan Idra, perusahaan pembuat mesin cetak aluminium asal Italia yang juga memasok mesin canggih kepada Tesla.

Dilaporkan Reuters dan dikutip dari Carbuzz, 14 Oktober, kedua produsen mobil ini kini menjadi klien dari Idra, dan mereka berencana mengimplementasikan proses pengecoran aluminium yang unik ke dalam jalur produksi mereka.

Idra sendiri baru saja memamerkan “gigapress 6.100” bermerk Ford dengan kekuatan penjepitan yang diklaim lebih dari 6.000 ton. Selain itu, mesin cor dengan nama 9.000 juga dipamerkan. Ini adalah model terbaru dan terbesar dari Idra, yang ukurannya disebut-sebut setara dengan rumah.

Dikabarkan mesin 9.000 akan digunakan oleh Hyundai. Produsen mobil asal Korea ini berencana untuk mengimplementasikan proses hypercasting pada tahun 2026 dan mendirikan pabrik khusus untuk memproduksi kendaraan listrik secara efisien, Saat ini, dikabarkan Ford dan Hyundai hanya akan menggunakan mesin pengecoran ini untuk penelitian dan pengembangan.

Permintaan akan peralatan khusus dari Idra terus meningkat. Perusahaan tersebut telah mengirimkan 14 mesin press ke Tesla, termasuk dua contoh dari press 9.000 yang akan digunakan untuk memproduksi truk listrik Cybertruck yang sangat dinantikan. Produksi massal truk listrik ini diharapkan dimulai pada awal 2024. Sementara, diketahui Tesla membutuhkan setidaknya enam mesin gigapress untuk mencapai produksi tahunan setengah juta kendaraan.

Diketahui, Tesla adalah produsen mobil pertama yang menggunakan mesin cetak untuk memproduksi kendaraannya. Proses ini tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga membuat produksi menjadi lebih efisien. Gigacasting menghilangkan kebutuhan akan pengelasan titik, karena sasis tidak lagi terbentuk dari lebih dari 60 komponen. Hypercasting menguranginya menjadi hanya dua atau tiga bagian yang lebih besar. Manfaatnya? Ini dapat mengurangi biaya produksi sekitar 40%, menurut Tesla.

Diharapkan proses ini akan memungkinkan Hyundai dan Ford untuk memproduksi mobil listrik yang lebih terjangkau. Namun, jangan berharap proses ini akan segera diimplementasikan. Mungkin Ford dan Hyundai akan menggunakan proses gigacasting untuk penerus F-150 Lightning, Mustang Mach-E, dan Ioniq 5.

Seperti diberitakan VOI sebelumnya, Toyota juga telah mengadopsi metode ini, yang secara signifikan mengurangi waktu produksi. Seluruh bagian belakang sasis dapat terbentuk hanya dalam tiga jam, dibandingkan dengan berjam-jam yang diperlukan untuk merakit bagian belakang sasis yang sama dari 86 komponen individual.

Namun, di balik semua kemajuan ini, kekhawatiran tentang pengurangan karyawan juga muncul. Proses otomatisasi yang semakin canggih bisa menggantikan pekerjaan manusia dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.