Bagikan:

JAKARTA - Untuk kedua kali tahun ini, produsen mobil listrik (EV) Rivian mengumumkan rencana untuk melakukan PHK terhadap 1 persen karyawannya. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) putaran kedua ini dilakukan untuk mengurangi biaya selama terjadi perlambatan permintaan EV.

"Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi perlu dilakukan untuk mendukung tujuan kami menjadi margin positif kotor pada akhir tahun," kata Rivian kepada Reuters, 19 April.

PHK yang akan datang ini menjadi yang kedua kalinya bagi Rivian melakukan pemangkasan karyawan di tahun ini. Pada bulan Februari lalu, Rivian melakukan PHK terhadap 10 persen pekerja tetapnya dengan alasan untuk optimalisasi efisiensi biaya.

Pada tahun lalu juga sama, Rivian melakukan PHK karyawan pada Februari 2023, saat itu yang di PHK sekitar 6 persen karyawannya setelah mendapat tekanan dari persaingan EV yang secara signifikan menurunkan harga. Kemudian pada bulan Desember di tahun yang sama, Rivian kembali melakukan PHK terhadap 20 pekerja pengembangan sel baterai.

Rivian bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan PHK. Tesla dan Stellantis juga tengah aktif melakukan PHK karyawan.

Beberapa perusahaan mobil menyebutkan adanya perlambatan permintaan EV dan sedang mempertimbangkan produksi kendaraan hybrid. 

Ford, General Motors, dan Hyundai adalah beberapa produsen mobil yang sedang mempertimbangkan produksi hybrid di Amerika Serikat.

Dilansir Teslarati, 19 April, analis meyakini masa depan pasar EV terletak pada kendaraan listrik yang lebih terjangkau dan terpercaya. Produsen mobil mulai mengembangkan SUV yang lebih kecil dan memperluas infrastruktur pengisian daya EV untuk mengatasi masalah dan kebutuhan konsumen.

Selain itu, mereka juga fokus pada pengurangan biaya. Bulan lalu, Rivian mengumumkan akan menutup pabriknya di Normal, Illinois, pada bulan April untuk memperbaiki lini produksinya.