JAKARTA - Rusia meningkatkan produksi beragam jenis drone, seiring dengan peningkatan serangan dengan pesawat tanpa awak di daerah operasi militer khusus, selain juga meningkatkan produksi tank, peluncur roket hingga rudal.
Dalam pengumuman Hari Selasa, perusahaan milik negara Rostec akan meningkatkan beberapa kali lipat produksi drone kamikaze Lancet dan Kub, serta pesawat tanpa awak Takhion dan Granat.
"Kapasitas untuk produksi UAV telah diperluas, yang akan membantu kami melipatgandakan produksi Kub, Lancet, Granat, Takhion dan UAV lainnya," kata Direktur Industri Klaster Senjata, Amunisi dan Bahan Kimia Khusus Rostec Bekkhan Ozdoyev, melansir TASS 19 September.
Lebih lanjut, Ozdoyev mengatakan pihaknya juga berencana untuk meningkatkan produksi rudal Kitolov, Strela, Vikr dan peluru kendali 9M333.
Tak hanya itu, produksi tank, beberapa peluncur roket, penyembur api hingga sistem pencitraan termal juga ditingkatkan.
"Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pelaksanaan Perintah Pertahanan Negara bekerja sepanjang waktu. Produksi berbagai jenis senjata telah meningkat dua hingga sepuluh kali lipat. Yang utama adalah tank dan kendaraan tempur tambahan. Kemudian peralatan lapis baja ringan, sistem roket peluncur ganda, sistem penyembur api berat, perangkat dan senjata optik termal dan lainnya," urainya.
"Selain itu, produksi rudal untuk sistem Kinzhal, Iskander dan Pantsir, bom udara, artileri, peluru kendali, dan peluru tank, serta hal-hal lain juga meningkat," tandas Ozdoyev.
Diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia secara teratur melaporkan penghancuran target dengan menggunakan drone kamikaze Kub dan Lancet selama operasi militer khusus di Ukraina.
BACA JUGA:
Selain itu, Rusia juga dilaporkan telah menggunakan drone Takhion untuk mendeteksi posisi rahasia pasukan Ukraina dari udara.
Sebelumnya, CEO Rostec Sergey Chemezov mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Bulan Agustus, perusahaan-perusahaan negara memproduksi cukup banyak senjata untuk operasi militer khusus tersebut.