Soal Isu Hanya Ada 2 Poros di Pilpres 2024, Airlangga: Hari Ini Mengarah ke Tiga Poros 
Ketum Golkar Airlangga Hartarto/FOTO: Diah Ayu-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons isu mengenai hanya ada dua poros pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2024.

Menurut Airlangga, kemungkinan besar kontestasi politik tahun depan tetap memunculkan tiga poros koalisi partai dengan tiga pasangan calon, sesuai dengan dinamika politik saat ini.

"Dari awal sudah muncul (isu) dua poros. Tapi yang hari ini kita lihat konsolidasi partai-partai mengarah kepada tiga poros," kata Airlangga usai menghadiri Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Kamis, 21 September.

Rumor mengenai dua poros pasangan calon di Pilpres 2024 disinggung oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Menurut Jazilul, dalam pendaftaran capres-cawapres nanti, muncul peluang hanya ada dua pasangan calon.

Salah satu porosnya, lanjut Jazilul, merupakan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada tiga poros, bisa jadi dua poros, kita tunggu nanti," kata Jazilul pada Senin, 18 September.

Sehubungan dengan itu, muncul juga usulan duet Prabowo Subianto berpasangan dengan Ganjar Pranowo sebagai capres-cawapres dalam satu koalisi. Hal ini diusulkan oleh kelompok relawan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Projo Bali.

Sementara, saat ini Ganjar telah diusung sebagai capres oleh PDI Perjuangan (PDIP) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Prabowo sendiri juga sudah didukung sebagai capres oleh Partai Gerindra, Golkar, PAN, dan Partai Demokrat.

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani turut bicara soal peluang duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang. Puan mengatakan partainya masih melihat dinamika politik yang terjadi menjelang pendaftaran capres dan cawapres pada Oktober nanti.

"Ya kita lihat lagi nanti, gimana dinamikanya satu bulan ini, apakah kemudian bisa terjadi atau tidak terjadi, kan semua partai punya kalkulasinya," ujar Puan di gedung DPR, Kamis, 21 September.

Puan juga belum bisa memastikan apakah PDIP rela kadernya menjadi cawapres Prabowo. Sebab, kata dia, partai masih melihat pertimbangan terkait hal itu.

"Masih mau dilihat dulu, iya atau engga," katanya.