JAKARTA - Dalam waktu kurang dari empat bulan lagi, Indonesia akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menimbang siapa yang akan menjadi wakilnya pada pertarungan Pilpres yang akan digelar pada 14 Februari 2024.
Dari tiga Bacapres, hanya Anies Baswedan yang sudah melakukan deklarasi. Bacapres dari Koalisi Perubahan ini mantap menggandeng Ketua PKB Muhaimin Iskandar dalam deklarasi yang digelar di Surabaya pada awal September lalu.
Seiring kian dekatnya pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres di Komisi pada 19-25 Oktober, nama-nama yang dihubungkan dengan Prabowo terus bergulir. Mulai dari Erick Thohir hingga Khofifah Indar Parawansa disebut bakal mendampingi pria kelahiran 17 Oktober 1951 ini.
Tapi di antara semua nama yang disebutkan, isu paling liar adalah munculnya Ganjar Pranowo sebagai Cawapres Prabowo Subianto.
Pantauan Media Daring
Netray mengulik nama-nama yang kerap disebut sebagai Bacawapres Prabowo Subianto melalui pemberitaan media daring pada periode 22-29 September 2023. Sebanyak 530 artikel dari 88 media diketahui membahas topik ini.
Dengan menggunakan fitur top entities kategori person, nama Gibran Rakabuming Raka termasuk yang paling santer disebut sebagai pendamping Prabowo jelang Pilpres 2024. Bukan tanpa alasan putra sulung Presiden Joko Widodo ini dikaitkan dengan Prabowo.
Kemunculan Wali Kota Solo ini bermula dari ucapan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor bahwa partainya ingin sosok anak muda untuk mendampingi Prabowo.
Seiring dengan rumor tersebut, nama Gibran mendapat sentimen positif sebanyak 58 persen atau 24 artikel dari total 41 artikel yang memberitakan Gibran sebagai Bacawapres Prabowo. Sementara itu, sentiment negatif hanya muncul dua berita menyusul sikap PDIP yang tidak setuju Gibran berpasangan dengan Prabowo.
Gibran sendiri memilih bergeming setiap ditanya soal tawaran PBB tersebut. Bisa jadi, ia tak mau komentarnya menjadi bumerang, apalagi pencalonan Gibran sebagai Cawapres terhalang batas usia. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017, batas usia Capres dan Cawapres adalah 40 tahun.
Selain Gibran, nama lain yang juga disebut-sebut bakal mendampingi Prabowo adalah Airlangga Hartanto, Erick Thohir, sampai Khofifah Indar Parawansa.
Namun dari nama-nama tersebut, hanya Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming Raka, dan Khofifah Indar Parawansa yang menjadi sorotan di YouTube.
Pada periode dan menggunakan kata kunci yang sama, ditemukan 386 video muncul selama periode pemantauan. Dari unggahan tersebut, warganet telah menonton 5,5 juta kali dan memperoleh 52 ribu likes serta 35,1 ribu komentar.
Gibran termasuk yang paling menonjol dengan 102 penyebutan, disusul Khofifah dengan 67 penyebutan. Namun Gibran masih kalah dari nama Ganjar dengan 108 penyebutan.
Isu Liar Dua Poros
Di tengah beberapa nama yang disebut bakal mendampingi Prabowo Subianto, satu nama yang paling mengejutkan adalah kemunculan Ganjar Pranowo. Bahkan nama mantan Gubernur Jawa Tengah ini disebut dalam 170 artikel bersama dengan Prabowo.
Pemberitaan Ganjar sebagai Cawapres Prabowo memunculkan sentimen positif. Sebanyak 90 artikel menyebut mereka setuju dipasangkan dalam Pilpres.
Ganjar yang dijodoh-jodohkan dengan Prabowo kemudian mencuatkan wacana kemungkinan Pilpres 2024 yang diikuti dua pasangan calon (Paslon). Menurut sejumlah pengamat, kemungkinan dua poros pada Pilpres 2024 adalah sesuatu yang ingin dihindari duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Maklum, pasangan dari Koalisi Perubahan ini diramalkan bakal kesulitan mengalahkan Prabowo dengan Ganjar jika dua poros benar-benar terjadi. Pasangan yang mendapat julukan AMIN baklan diprediksi bubar jika harus berduel dengan Prabowo dan Ganjar.
“Kalau dua poros itu diasumsikan Ganjar dengan Prabowo lawan AMIN saya kira nggak mungkin, tapi kalau dua poros Ganjar head to head dengan Prabowo, AMIN ini bubar jalan,” ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno.
Sementara itu, pengamat politik Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan hanya mukjizat yang bisa membuat wacana dua poros di Pilpres 2024 menjadi kenyataan.
"Tentang peluang terjadinya dua poros, menurut saya sangat sulit. Apakah mungkin, PDIP mau menurunkan posisi mereka untuk Ganjar menjadi Cawapres Prabowo? Secara psikologis, jika itu dilakukan maka PDIP bisa runtuh seketika sebagai partai besar. Ini bukan soal Ganjar, atau Megawati atau Puan, tapi ini soal kehormatan, nama besar dan posisi PDIP," kata Mikhael Bataona, yang juga pengajar ilmu komunikasi politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.