Elektabilitas Pasangan AMIN Terendah di Survei SMRC, Cak Imin: Jadi Motivasi PKB, NasDem dan PKS Gerak Cepat
Ketua Umum PKB sekaligus bakal cawapres Koalisi Perubahan Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di DPP PKS. Foto: Nailin In Saroh-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Perubahan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menanggapi hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menempatkan elektabilitas dirinya dan Anies Baswedan terendah dalam simulasi 3 pasangan calon. 

Cak Imin mengatakan, hasil survei tersebut akan menjadi motivasi bagi Koalisi Perubahan untuk bergerak cepat menaikkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau pasangan AMIN. 

"Ya terima kasih, ini memotivasi PKB, PKS dan NasDem untuk bergerak cepat efektif supaya membalikkan hasil survei yang baru saja insyaallah masih ada waktu untuk kita bekerja keras," ujar Cak Imin di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Jumat, 15 September malam. 

Ketua Umum PKB itu mengatakan setiap parpol di Koalisi Perubahan akan mengambil langkah-langkah untuk memetakan suara di daerah. Selanjutnya akan disinkronisasi dalam rapat tim pemenangan. 

"Semua langkah, masing-masing partai punya rencana, punya design, tinggal sinkronisasi," katanya. 

Meski begitu, Cak Imin mengatakan belum ada agenda pasangan AMIN dalam waktu dekat. Menurutnya, agenda-agenda baru akan dibahas besok oleh tim yang diisi PKB, NasDem dan PKS. Termasuk penetapan tim pemenangan.

"Belum, nanti, baru dimatangkan besok," katanya.  

 

Sebelumnya, hasil survei terbaru SMRC menyatakan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memiliki elektabilitas paling rendah sebagai kandidat capres-cawapres meski telah resmi dideklarasikan. 

Dalam simulasi 3 pasangan calon, Anies-Cak Imin hanya meraih 16,5 persen jika dibandingkan dengan pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir dan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil.

Sementara, elektabilitas Ganjar-Ridwan Kamil tertinggi dengan 35,4 persen. Diikuti Prabowo-Erick 31,7 persen.

"Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin. Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat pascadeklarasi belum terjadi. Kalau kita berpikir positif, mungkin karena mesin politiknya belum panas dan pemilih butuh waktu untuk antri masuk ke kotak Anies-Muhaimin," kata Saiful Mujani.