4 WN Pakistan Pencuri Uang di Toko Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa
Toko milik crazy rich Surabaya, Tom Liwafa dibobol maling. Polrestabes Surabaya menangkap empat orang warga negara asing (WNA) asal Pakistan, yang diketahui sindikat international./FOTO Polrestabes Surabaya

Bagikan:

SURABAYA - Toko milik crazy rich Surabaya, Tom Liwafa dibobol maling. Polrestabes Surabaya menangkap empat orang warga negara asing (WNA) asal Pakistan, yang diketahui sindikat international.

"Anggota kami mendapatkan laporan dari Tom Liwafa yang tokonya sempat dibobol. Ternyata empat orang pelaku merupakan satu keluarga," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana, saat jumpa pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat, 15 September.

Keempat pelak berinisial MT (21), MZ (18) MLZ (45) dan RZ (50). Kata Mirzal, keempat orang tersangka itu merupakan sindikat jaringan internasional yang masuk ke Indonesia.

Mereka berada di Indonesia diketahui melalui seorang agen yang ada di Bali.

"Mereka diketahui masuk ke Indonesia melalui Sukarno Hatta Jakarta dengan visa kunjungan. Kasus hukumnya saat ini ditangani oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya," ujarnya.

Sesampainya di Tanah Air, komplotan ini kemudian menggunakan kendaraan roda empat dengan menyewa di Jakarta. Mereka melakukan aksinya dengan masuk ke dalam toko tempat sasaran di Jakarta, Tegal, Surabaya, Gresik dan di Bali. 

Ada beberapa lokasi toko sasaran yang dituju. Mereka bertiga masuk ke toko berpura-pura menukarkan mata uang asing.

"Lalu ada yang bertugas mempengaruhi kasir, membujuk dan mengajak bicara sehingga kasir ini kehilangan konsentrasi dalam menjaga tokonya," ujarnya.

Saat berada dalam toko sasaran, salah satu dari antara mereka langsung menguras isi dari tempat penyimpanan uang toko yang menjadi sasaran tersebut.

"Kami kemudian melakukan penyelidikan yang dilakukan oleh Kanit Jantanras Polrestabes Surabaya untuk menangkap pelakunya yang diketahui ada di Bali," katanya.

Dalam penanganan kasus ini, Polrestabes Surabaya berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Kantor Juanda Surabaya. Tujuannya untuk join investigasi terkait ungkapan kasus sindikat international yang ada di wilayah kota Surabaya.

"Selesai beraksi, sekeluarga ini langsung kabur ke Bali, dan disana ada dua TKP," katanya.