Bagikan:

JAKARTA - Di era digital yang semakin memudahkan kita, tersimpan satu celah yang justru dapat merugikan. Karena itu, menjaga keamanan data di platform online menjadi penting di era digital. Hal ini, tak hanya soal teknologi, menjaga keamanan data, juga menjadi bagian penting dari kesadaran dan kecermatan di dunia digital.

Agar masyarakat tak terjerumus dalam lubang kejahatan di dunia maya, karena kurangnya literasi digital, Kementerian Kominfo bersama GNLD Siberkreasi, menyelenggarakan Obral Obrol liTerasi Digital, pada 31 Agustus 2023 yang mengangkat topik "Menjaga Keamanan Data di Platform Digital".

Menurut Head of Information Security GRC and Data Privacy Halodoc, Henrico Samosi, sebagai platform yang menyediakan layanan kesehatan masyarakat, Halodoc menerapkan kebijakan kebijakan privasi dan layanan data yang diterapkan sejalan dengan regulasi pemerintah. Hal ini, juga diikuti transparansi tentang bagaimana platform mengelola dan memproses data pribadi.

Karena itu, untuk memastikan keamanan dan perlindungan data pribadi Halodoc mengambil sejumlah langkah perlindungan, seperti pencegahan, deteksi, dan respons.

"Data pengguna ibarat perhiasan di rumah. Halodoc menerapkan sistem keamanan berlapis di berbagai sisi bangunan. Dan untuk pencegahan kami tidak hanya menerapkan gembok di pagar depan, tapi juga di pintu dan jendela, serta di tempat perhiasan disimpan," ujar Henrico.

Sementara itu, menurut Head of Research CfDS, Hafiz Noer untuk melindungi data dan informasi di dunia maya, masyarakat dapat mengambil langkah praktis saat bertransaksi dan berinteraksi dengan membuka kesadaran akan pentingnya keberadaan data itu sendiri. Masyarakat pun harus mengenali dan memahami bahwa terdapat dua klasifikasi data, yaitu data umum dan data pribadi. Masyarakat juga harus paham akan akreditasi platform sebelum memberikan data.

Tak hanya itu, masyarakat sebaiknya berhati-hati saat mengakses wifi di ruang publik. Karena celah kebocoran data sangat lebar. Sehingga, diperlukan pembersihan cookies, penggantian password, dan nomor ponsel secara berkala. Masyarakat juga dapat memanfaatkan penggunaan browser incognito, agar aktivitas digitalnya tak terekam.

"Saya kira ini tidak hanya literasi, tapi juga kecakapan digital. Dengan literasi kita mengetahui dan aware, tapi ketika kita cakap digital tahu mana yang boleh dan mana yang tidak," tegas Hafiz.

Hal senada diungkapkan Koordinator Literasi Digital bagi Masyarakat, Rizki Amelia yang menegaskan bahwa masyarakat sebaiknya memahami terlebih dahulu apa itu data pribadi. Yaitu, data yang sifatnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang.

"Kalau kita tahu data pribadi itu apa, maka kita akan sadar itu adalah alat vital saya. Mau saya jaga atau sebar luaskan," tegas Rizki.

Karena itu, Rizki menegaskan bahwa dalam dunia digital ada aturan tak tertulis bernama etika, dimana masyarakat harus saling menjaga dengan tidak menyebarluaskan data milik orang lain tanpa izin.

Untuk bisa terus mendapatkan informasi ter-up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial Literasi Digital Kominfo.