Bagikan:

JAKARTA - Seminggu sebelum kudeta militer Myanmar pada Senin 1 Februari lalu, Dana Moneter Internasional (MF) baru saja mengirimkan uang tunai senilai 350 juta dolar AS kepada Pemerintah Myanmar.

Dana tersebut merupakan paket bantuan darurat tanpa syarat dari IMF, untuk membantu Myanmar memerangi pandemi virus corona. Dana tersebut disetujui Dewan IMF pada 13 Januari lalu. Dan, kecil peluang yang dimiliki IMF untuk menarik kembali dana yang pengirimannya diselesaikan pada minggu lalu tersebut. 

“Kami mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung dengan cermat. Kami sangat prihatin tentang dampak peristiwa terhadap ekonomi dan rakyat Myanmar,” kata Juru Bicara IMF melansir Reuters.

Dalam pernyataannya pada 13 Januari lalu, IMF menyebut dana tersebut untuk membantu Myanmar memenuhi kebutuhan neraca pembayaran mendesak yang timbul akibat pandemi COVID-19. Terutama untuk mendukung langkah pemerintah memulihkan stabilitas ekonomi makro dan keuangan, sambil mendukung sektor yang terdampak dan kelompok yang rentan.

Berbeda dengan program pembiayaan reguler IMF yang memiliki tolak ukur kinerja. Bantuan darurat diberikan dengan cepat, tanpa cara untuk menariknya kembali. 

“Ini bukan program yang dinegosiasikan, tidak ada persyaratan dan tidak ada tinjauan berwawasan ke depan dengan pencairan terkait dengan tinjauan tersebut,” kata Stephanie Segal dari Center for Strategic and Studi Internasional di Washington

"Saya tidak mengetahui adanya preseden di mana uang yang telah disetujui oleh dewan IMF dapat ditarik kembali," imbuh mantan ekonom IMF dan pejabat Departemen Keuangan AS ini

Sumber yang mengetahui proses pembayaran dana IMF menyayangkan waktu pencairan dana untuk Myanmar. Mereka menyoroti risiko penggunaan dengan keleluasaan luas untuk membelanjakan bantuan tersebut.

Skenario terbaik, Pemerintahan Myanmar pulih dari kekacauan politik saat ini dan dana tersebut digunakan secara tepat. 

Untuk diketahui, IMF telah memberikan bantuan pembiayaan darurat virus corona untuk Myanmar sebesar 700 juta dolar AS selama tujuh bulan terakhir.