Militer Myanmar Bebaskan Anggota Parlemen dan Menteri yang Ditahan
Blokade militer di depan Mandalay Region Goverment Office Myanmar. (Wikimedia Commons/Kantabon)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Parlemen Myanmar yang terpilih dalam Pemilu 2020 dan sempat ditahan di Wisma Pemerintah Naypyitaw, dibebaskan dan diperbolehkan kembali ke rumah oleh militer Myanmar

Sedianya, saat kudeta terjadi pada 1 Februari lalu, Parlemen hasil Pemilu 8 November 2020 akan bersidang untuk kali pertama. Anggota Parlemen terpilih dari tiba di ibu kota Myanmar dalam dua minggu terakhir dari berbagai daerah.

Anggota Parlemen Sai Thiha Kyaw mengatakan, para anggota Parlemen diizinkan oleh pihak militer untuk kembali. Namun menurutnya, para politisi tersebut belum pulang dan masih berdiskusi dengan pihak partai.

"Kami juga akan berkonsultasi dengan para pemimpin partai kami tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya," katanya melansir The Irrawaddy.

Sementara itu, anggota Komite Informasi Pusat Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) U Kyi Toe mengatakan, anggota parlemen NLD telah diberitahu untuk menunggu keputusan pemimpin partai mereka. Rencanany, mereka akan berada di Naypyitaw hingga 6 Februari.

Selain anggota Parlemen, militer Myanmar juga membebaskan para menteri negara dan kepala daerah dari tahanan militer. Setelah itu, mereka diminta keluar dari rumah dinas dan akan ditempatkan dalam tahanan rumah.

"Menteri dan wakil menteri pemerintahan yang diberhentikan oleh militer, telah diperintahkan untuk pindah dari rumah dinas dalam tiga hari. Pembatas di pintu masuk kediaman kementerian telah dicabut," U Kyo Toe di Facebook. 

Terpisah, anggota Parlemen Sai Thiha Kyaw mengaku kaget dan tidak menyangka militer akan mengambil alih kekuasaan seperti yang terjadi Senin lalu. 

“Kami menginginkan negara yang stabil, yang bebas dari konflik. Negara-negara etnis seperti Negara Bagian Shan sudah cukup menderita karena rezim militer dan konflik bersenjata sebelumnya," tutur Thiha Kyaw.