Bagikan:

JAKARTA - Tenaga kesehatan pada rumah sakit milik pemerintah Myanmar yang tersebar di beberapa kota besar, berencana untuk moggok massal dan unjuk rasa damai pada Rabu 3 Februari, untuk menolak kudeta militer Myanmar.

"Kami hanya dapat menyelamatkan beberapa nyama pasien kami saat kami sedang bertugas. Tapi, harapan beberapa ratus orang akan hilang setiap hari di bawah kediktatoran militer jika kita tetap diam tentang kudeta," kata Dr. Hein Wint War melansir The Irrawaddy.

Para tenaga kesehatan yang akan melakukan unjuk rasa ini berasa dari rumah sakit pemerintah di Naypyitaw, Mandalay, Yangon, Pyay, Bago, Myawaddy, Kyaukse, Monywa, Sagaing, Pyin Oo Lwin, Magwe dan Nyaung U.

Untuk memperkuat aksi ini, para tenaga kesehatan juga mendesak tenaga perawat di seluruh negeri untuk bergabung dengan gerekan mereka, sebagai protes terhadap militer. 

Mereka juga mengutuk kudeta dengan mengatakan militer membentuk pemerintahan baru dengan mengabaikan kemauan publik. Mereka ingin mengadakan gerakan pembangkangan sipil, karena tidak ingin melayani pemerintahan yang tidak dipilih dan dibentuk oleh militer.

Para tenaga medis ini tentunya juga menyerukan pembebasan Presiden U Win Myint, Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan tokoh pemerintah lainnya yang ditahan selama kudeta.

Rencananya, staf Kementerian Luar Negeri yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi juga akan bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil.