Bagikan:

JAKARTA - Plt Deputi Bagian Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur mengajak masyarakat berpikir positif soal operasi tangkap tangan (OTT) yang hanya tiga kali dilaksanakan selama semester I atau hingga Juni 2023. Katanya, bisa jadi praktik korup memang berkurang.

“Jadi memang itu kan OTT berkurang saya sih berpikiran positif saja brarti sudah menurun yang melakukan tipikor,” kata Asep sambil tersenyum kepada wartawan, Senin malam, 14 Agustus.

“Kita harus berbangga dengan menurunnya OTT berarti tindak pidana korupsi menurun dengan seiring sedikitnya OTT,” tegasnya.

KPK hanya melaksanakan tiga operasi senyap hingga Juni 2023. Salah satu kasus yang berhasil diungkap dari giat penindakan ini adalah dugaan suap proyek kereta api di Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

“KPK melakukan tiga tangkap tangan (selama Semester I hingga Juni 2023, red),” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers ‘Kinerja KPK Semester I Tahun 2023’ di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 14 Agustus.

Alexander memerinci OTT lainnya adalah suap yang menjerat Bupati Meranti M. Adil dan OTT Wali Kota Bandung Yana Mulyana. “Beberapa waktu lalu, KPK juga melakukan tangkap tangan pengadaan barang dan jasa di Basarnas,” ujarnya.

Hanya saja, operasi yang akhirnya menjerat Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi tak masuk catatan capaian di semester pertama. Sebab, kegiatan dilaksanakan pada akhir Juli lalu.