Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan mendadak ke Kota Mariupol, Ukraina, salah satu kota yang diduduki dan mengalami kehancuran terburuk akibat invasi, sehari setelah dituduh melakukan kejahatan perang oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Televisi pemerintah menayangkan cuplikan panjang Presiden Putin yang berkeliling kota pada Sabtu malam, bertemu dengan penduduk yang direlokasi, diberi pengarahan tentang upaya rekonstruksi oleh Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin.

Kota pelabuhan Mariupol dikenal di seluruh dunia sebagai kota yang penuh dengan kematian dan kehancuran, karena sebagian besar kota ini hancur lebur pada bulan-bulan pertama perang, hingga akhirnya jatuh ke tangan pasukan Rusia pada Bulan Mei.

Ratusan orang tewas dalam pengeboman sebuah teater yang menjadi tempat berlindung bagi keluarga yang memiliki anak-anak. Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama dan Eropa (OSCE) mengatakan, pengeboman awal Rusia terhadap rumah sakit bersalin di sana merupakan kejahatan perang. Moskow membantah hal itu dan mengatakan bahwa sejak menginvasi pada 24 Februari tahun lalu, mereka tidak menargetkan warga sipil.

Kunjungan Presiden Putin ini terkesan seperti sebuah pembangkangan setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada Hari Jumat, menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak-anak dari Ukraina.

Dia belum berkomentar secara terbuka tentang langkah tersebut, tetapi juru bicaranya mengatakan, hal itu secara hukum "batal demi hukum" dan Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC "keterlaluan dan tidak dapat diterima".

Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, kunjungan ke kota yang hancur itu sama saja dengan seorang pelaku yang kembali ke tempat kejadian perkara.

"Penjahat selalu kembali ke tempat kejadian perkara," tulis Mykhailo Podolyak di Twitter, melansir Reuters 20 Maret.

"Ketika dunia yang beradab mengumumkan penangkapan 'sutradara perang' (Putin) karena melintasi perbatasannya, pembunuh ribuan keluarga Mariupol datang untuk mengagumi reruntuhan kota & kuburan. Sinisme & kurangnya rasa penyesalan," tulisnya.

Perjalanan Presiden Putin ke Mariupol berlangsung dalam kegelapan. TV pemerintah menunjukkan Ia berada di belakang kemudi mobil, mengemudi melalui kota dengan ditemani Wakil Perdana Menteri Khusnullin, dan diberi pengarahan rinci tentang pembangunan kembali perumahan, jembatan, rumah sakit, rute transportasi, dan gedung konser.

Media pemerintah mengatakan, Presiden Putin mengunjungi sebuah lingkungan perumahan baru yang telah dibangun oleh militer Rusia dan orang-orang pertama yang tinggal di sana telah pindah pada September lalu.

"Apakah Anda tinggal di sini? Apakah Anda menyukainya?" Presiden Putin terlihat bertanya kepada para penghuni.

"Sangat suka. Ini adalah sepotong kecil surga yang kami miliki di sini sekarang," jawab seorang wanita sambil menggenggam tangannya dan berterima kasih kepada Putin atas "kemenangan ini."

Warga telah "aktif" kembali, kata Khusnullin kepada Putin. Mariupol memiliki populasi setengah juta orang sebelum perang dan merupakan rumah bagi pabrik baja Azovstal, salah satu yang terbesar di Eropa, tempat para pejuang Ukraina bertahan selama berminggu-minggu di terowongan bawah tanah dan bunker sebelum akhirnya dipaksa menyerah.

"Pusat kota telah rusak parah," kata Khusnullin. "Kami ingin menyelesaikan (rekonstruksi) pusat kota pada akhir tahun ini, setidaknya bagian fasadnya.

Mariupol berada di wilayah Donetsk, salah satu dari empat wilayah yang sebagian besar diduduki Rusia di Ukraina yang pada bulan September lalu dicaplok oleh Putin, sebuah tindakan yang ditolak oleh sebagian besar negara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kunjungan ke Mariupol adalah kunjungan pertama yang dilakukan Presiden Putin ke wilayah Donbas Ukraina yang diduduki Rusia sejak perang dimulai, dan yang paling dekat dengan garis depan.

Dari Mariupol, ia pergi ke Rostov di Rusia selatan, di mana TV pemerintah pada hari Minggu menunjukkan bahwa ia bertemu dengan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, komandan perang Rusia di Ukraina.

Diketahui, jika Presiden Zelensky telah melakukan sejumlah perjalanan ke medan perang untuk meningkatkan moral pasukannya dan membicarakan strategi, Presiden Putin lebih banyak berada di dalam Kremlin sambil menjalankan apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

Kyiv dan sekutunya mengatakan, invasi ini adalah perampasan tanah imperialis yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi di Ukraina.