Kremlin: Presiden Putin Mengatakan Siap Melakukan Pembicaraan dengan Ukraina, Ketika Situasi dan Kondisi Berubah
Presiden Vladimir Putin bersama Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/The Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, siap untuk pembicaraan dengan Ukraina, namun setelah adanya perubahan.

"Presiden mengatakan, tentu saja, Rusia tetap siap untuk berunding, tetapi ketika situasi berubah, demikian juga kondisinya," kata Peskov Hari Selasa, mengutip TASS 27 September.

Juru bicara Kremlin menambahkan, sehubungan dengan negosiasi, prinsipnya tetap tidak berubah.

Presiden Putin meminta Presiden Erdogan untuk mengingat, bahwa pihak Ukrainalah yang telah meninggalkan jalur negosiasi.

"Secara umum, prinsipnya tetap sama, sama seperti semua tujuan operasi militer khusus. Juga dinyatakan dalam pembicaraan, pihak Ukraina telah sepenuhnya meninggalkan jalur negosiasi. Untuk alasan ini, operasi militer khusus berlanjut," papar Peskov.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Turki akan melanjutkan upayanya untuk menyatukan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, untuk meluncurkan negosiasi diplomatik guna mengakhiri perang di Ukraina.

"Perang tidak memiliki pemenang. Untuk mengakhiri perang ini, kemungkinan besar akan kembali lagi ke meja perundingan setelah kedua belah pihak menyadari hal ini," ujarnya, melansir Daily Sabah.

"Harus ada perdamaian yang adil, terutama untuk Ukraina. Wilayah yang diduduki adalah wilayah Ukraina," sambungnya menggarisbawahi.

"Para pemimpin yang ingin perang berlanjut juga perlu dibujuk. Sebagai Turki, kami tidak kehilangan harapan, kami akan melanjutkan upaya kami. Presiden kami (Recep Tayyip Erdoğan) akan melanjutkan kontaknya dengan Putin dan Zelensky. Tujuan kami adalah untuk menyatukan kedua pemimpin untuk memastikan bahwa keputusan dibuat di tingkat para pemimpin. Seluruh dunia membayar harga perang," tandasnya.