Tegas! Ukraina Sebut Dialog dengan Rusia Dapat Dilanjutkan Setelah Moskow Angkat Kaki dari Wilayah Pendudukan
Presiden Volodymyr Zelensky. (Sumber: President gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina menggandakan sikap kerasnya pada negosiasi dengan Rusia pada Hari Selasa, mengatakan pembicaraan hanya dapat dilanjutkan setelah Kremlin melepaskan semua wilayah Ukraina, memastikan Kyiv akan terus berjuang bahkan jika "ditusuk dari belakang" oleh sekutunya.

Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah laporan media AS, Washington telah mendorong Kyiv untuk memberi sinyal kesediaan guna melakukan pembicaraan, dan tampaknya ditujukan untuk menolak tekanan semacam itu, pada saat pemilihan paruh waktu AS dapat menguji dukungan Barat untuk Ukraina.

Dalam pidato semalam sebelum berpidato di depan para pemimpin dunia pada KTT Iklim, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia harus didorong ke dalam negosiasi 'asli'.

Presiden Zelensky mengatakan, Ukraina telah berulang kali mengusulkan pembicaraan semacam itu. Tetapi, "kami selalu menerima tanggapan gila Rusia dengan serangan teroris baru, penembakan atau pemerasan".

"Sekali lagi, pemulihan integritas teritorial, penghormatan terhadap Piagam PBB, kompensasi untuk semua kerusakan yang disebabkan oleh perang, hukuman bagi setiap penjahat perang dan jaminan bahwa ini tidak akan terjadi lagi. Ini adalah kondisi yang sepenuhnya dapat dimengerti," ujarnya melansir Reuters 8 November.

Sejak Rusia mengumumkan pencaplokan wilayah Ukraina pada akhir September, Presiden Zelensky telah memutuskan Kyiv tidak akan pernah bernegosiasi dengan Moskow, selama Vladimir Putin tetap menjadi presiden Rusia.

Pejabat Kyiv telah mengulangi posisi itu dalam beberapa hari terakhir, sambil mengatakan mereka akan bersedia untuk bernegosiasi dengan penerus masa depan Putin.

"Bernegosiasi dengan Putin berarti menyerah, dan kami tidak akan pernah memberinya hadiah ini," ujar penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia La Repubblica yang diterbitkan pada Selasa.

Dialog akan mungkin hanya setelah pasukan Rusia meninggalkan wilayah Ukraina, kata Podolyak.

"Kami tidak punya pilihan. Rusia telah menginvasi kami dengan krematorium mobil dan setengah juta kantong mayat. Jika kami berhenti membela diri, kami tidak akan ada lagi. Secara harfiah. Secara fisik. Kami akan terus berjuang, bahkan jika kami ditikam dari belakang," tegasnya.

Sementara itu, Oleksiy Danilov, sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, juga mentweet pemulihan perbatasan Ukraina adalah prasyarat untuk pembicaraan, dan Kyiv membutuhkan "jaminan" pertahanan udara modern, pesawat, tank, dan rudal jarak jauh.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Hari Senin mengulangi posisi Moskow, pihaknya terbuka untuk pembicaraan tetapi Kyiv menolaknya.

Diketahui, Moskow telah berulang kali mengatakan tidak akan bernegosiasi atas wilayah yang diklaim telah dicaplok dari Ukraina.