JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia menyebut sebuah pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika Serikat terdeteksi oleh alat pengawas wilayah udara mereka di dekat Semenanjung Krimea, melanggar batas-batas wilayah rezim wilayah udara sementara yang ditetapkan selama operasi khusus.
"Pada 14 Maret 2023 pagi hari, sistem kontrol wilayah udara Rusia telah mendeteksi sebuah pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika yang terbang di atas Laut Hitam di dekat Semenanjung Krimea ke arah perbatasan negara bagian Federasi Rusia," kata kementerian tersebut, melansir TASS.
"Pesawat tak berawak itu terbang dengan transponder dimatikan, melanggar batas-batas rezim wilayah udara sementara yang ditetapkan untuk operasi militer khusus, dikomunikasikan kepada semua pengguna wilayah udara internasional, dan dipublikasikan sesuai dengan standar internasional," lanjut kementerian itu.
Menurut kementerian, setelah melakukan manuver mendadak, pesawat tak berawak itu "terbang tak terarah dengan kehilangan ketinggian dan menabrak permukaan air."
"Pesawat Rusia tidak menggunakan senjata, tidak bersentuhan dengan pesawat tak berawak dan kembali dengan selamat ke pangkalan udara mereka," terang pihak kementerian.
Sementara diberitakan sebelumnya, Komando Eropa AS mengklaim salah satu dari dua pesawat tempur Su-27 Rusia menghantam baling-baling pesawat tak berawak tersebut sehingga jatuh ke Laut Hitam.
MQ-9 Reaper adalah kendaraan udara tak berawak pengintai dan penyerang modular yang dikembangkan oleh General Atomics Aeronautical Systems. Pesawat ini dilengkapi dengan mesin turboprop dan dapat mengembangkan kecepatan lebih dari 400 kilometer per jam. Durasi penerbangan maksimal adalah 24 jam. Drone ini mampu membawa rudal udara-ke-permukaan dan udara-ke-udara, serta bom berpemandu laser.
Terpisah, misi pengintaian pesawat tanpa awak MQ-9 di atas Laut Hitam disebut Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov adalah sebuah provokasi.
"Pesawat itu terbang dengan transponder dimatikan dan memasuki zona operasi militer khusus. Itu (informasi tentang zona tersebut) dipublikasikan melalui saluran internasional. Kami, Rusia, telah memperingatkan semua orang tentang hal itu. Saya pikir ini adalah provokasi yang nyata," katanya kepada wartawan setelah konsultasi di Departemen Luar Negeri AS, di mana diplomat itu dipanggil atas insiden tersebut.
BACA JUGA:
Antonov mengatakan, Rusia tidak mencari konfrontasi dengan Amerika Serikat dan mencoba untuk terlibat dalam kerja sama pragmatis dengan Washington.
Setelah konsultasi di Departemen Luar Negeri AS, Antonov mengatakan kepada wartawan bahwa "kontak terakhirnya dengan rekan-rekan Amerika Serikatnya hanya sebatas protes dan sinyal negatif terhadap Federasi Rusia."
"Saya telah menyebutkan hal itu, dan saya mengatakan bahwa pihak Rusia tidak tertarik pada konfrontasi. Pihak Rusia tertarik pada hubungan pragmatis dengan Amerika Serikat, demi kepentingan rakyat Rusia dan Amerika Serikat," tambah Antonov.