Bagikan:

JAKARTA - Ukraina menyerahkan pemberitahuan kecurigaan pada Hari Jumat kepada tiga mantan manajer pabrikan pesawat Antonov, karena menghalangi militer negara itu dan membiarkan Rusia menghancurkan pesawat kargo raksasa ikonik "Mriya" pada awal perang skala penuh.

Kantor Kejaksaan Agung dan dinas keamanan SBU mengatakan, mantan pejabat itu mencegah Garda Nasional Ukraina membangun benteng di bandara utama di pinggiran ibu kota Kyiv pada Januari hingga Februari tahun lalu, saat ancaman invasi skala penuh Rusia membayangi.

SBU dan jaksa penuntut mengatakan dalam pernyataannya, dua tersangka ditahan dan mantan direktur umum Antonov dinyatakan sebagai buronan. Para tersangka, yang tidak disebutkan namanya, terancam hukuman 15 tahun penjara, melansir Reuters 10 Maret.

Pemberitahuan kecurigaan menunjukkan kepada penerima, bahwa mereka adalah orang yang sedang diselidiki oleh penegak hukum.

Diketahui, Bandara Antonov di Hostomel, terminal kargo internasional dengan landasan pacu panjang yang dibangun untuk menangani pesawat kargo terbesar di dunia Antonov An-225 atau "Mriya", adalah target utama serangan terencana Presiden Rusia Vladimir Putin di Kyiv.

"Mriya" buatan Ukraina, yang dalam bahasa Ukraina berarti "mimpi", memiliki berat sekitar 705 ton dan memiliki lebar sayap 290 kaki.

Pesawat itu dihancurkan saat pasukan Rusia berjuang untuk merebut bandara pada akhir Februari 2022, saat Ukraina berusaha mencegah jatuhnya Kyiv.

Kehancurannya diumumkan pada 27 Februari 2022, dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba men-tweet bahwa "Rusia mungkin telah menghancurkan 'Mriya' kami. Tetapi mereka tidak akan pernah dapat menghancurkan impian kami akan negara Eropa yang kuat, bebas, dan demokratis," seperti mengutip CNN.

Militer Rusia menguasai daerah itu selama beberapa minggu sebelum angkatan bersenjata Ukraina mengklaimnya kembali.

"Kami sedang melakukan penyelidikan yang adil atas kasus ini. Mereka yang membantu musuh menghancurkan salah satu simbol Ukraina harus menerima hukuman yang pantas," kata Vasyl Malyuk, kepala dinas keamanan SBU dalam sebuah pernyataan.

Pesawat kargo berukuran jumbo tersebut awalnya dibangun pada akhir 1980-an, untuk mengangkut pesawat ulang-alik milik Uni Soviet.

"Negara kita pasti akan membangun pesawat baru, karena 'Dream', seperti Ukraina, tidak bisa dihancurkan," tegas Malyuk.