JAKARTA - Karonpenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, tim DVI Polri telah menerima 40 sampel DNA dari keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari lalu.
"Sampai jam 09.00 DVI telah mendapat 40 DNA. 14 sampel didapat di RS Polri Kramat Jati, 24 dari Pontianak, 1 dari Jawa Timur, 1 Sulawesi. Sampai saat ini jumlahnya 40 DNA," kata Rusdi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Senin, 11 Januari.
Selain sampel DNA, 16 kantong jenazah serta 3 kantong properti juga sudah 'mendarat' di RS Polri. Petugas terkait akan melakukan identifikasi dan mengumpulkan data yang diperlukan.
"Ke depan akan dilakukan identifikasi dan petugas antemortem terus mengumpulkan data korban," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB.
Kemudian, terkonfirmasi bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
BACA JUGA:
Data Flightradar menunjukkan dugaan pesawat mengalami stall sebelum menukik tajam. Stall adalah salah satu malfungsi penerbangan. Stall rawan terjadi di awal keberangkatan: dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver yang biasanya berputar.
Sriwijaya Air mengaku pesawat miliknya dalam kondisi sehat dan tidak bermasalah sebelum lepas landas. Memang ada ada penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, itu terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.