3 Keluarga Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 Belum Serahkan Sampel DNA
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono (DOK. VOI/Wardhany Tsa Tsia)

Bagikan:

JAKARTA - Hingga hari keenam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, masih ada tiga keluarga yang belum menyerahkan sampel DNA kepada Tim DVI melalui Posko Antemortem.

"Jadi memang tim masih menunggu ada tiga korban lagi yang diperlukan sampel DNA dari keluarganya," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam konferensi pers yang digelar di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 14 Januari.

Jika nantinya tiga keluarga sudah menyerahkan sampel, maka, Tim DVI Polri memiliki DNA seluruh penumpang yang ada di dalam pesawat nahas tersebut.

"Kami masih menunggu. Mudah-mudahan tidak lama lagi 62 korban kami punya sampel DNA," ungkapnya.

Sebagai informasi, Polri membuka posko antemortem di dua tempat yang berbeda yaitu di Pontianak dan di RS Polri Kramat Jati.

Posko di RS Polri beroperasi selama 24 jam. Sehingga, keluarga penumpang yang ingin memberikan data atau informasi spesifik terkait yang menjadi penumpang pesawat nahas tersebut dapat mendatangi posko tersebut.

Kembali ke pernyataan Rusdi, saat ini RS Polri telah menerima 139 kantong jenazah dan 46 kantong properti milik penumpang secara total sejak Tim SAR melakukan pencarian. 

Terhadap penemuan ini, Tim DVI akan terus bekerja hingga tak ada bagian tubuh atau body part yang belum teridentifikasi.

Diketahui, hingga saat ini jumlah penumpang yang saat ini berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI  berjumlah  12 penumpang. Dua di antaranya adalah kru pesawat yaitu pramugara atas nama Okky Bisma dan pramugari atas nama Mia Tresetyani.

Selain itu, dari belasan penumpang ini, dua di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan pemakaman, yaitu Okky Bisma dan Asy Habul Yamin.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak sempat hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 9 Januari 2020. Selanjutnya, otoritas memberikan kepastian jika pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Total pesawat tersebut mengangkut 62 orang di antaranya 12 kru pesawat dan 50 penumpang yang terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.