Bagikan:

JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah memeriksa ratusan sampel DNA penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-`182. Pesawat nahas yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

"Total sampel DNA yang sudah kami lakukan pemeriksaan sudah sampai 438 sampel yang terdiri 293 sampel dari post mortem dan 145 dari keluarga," kata Komandan Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko dalam konferensi pers yang digelar di RS Polri Kramat Jati, Selasa, 19 Januari.

Kata dia, tim ini juga dipastikannya bakal terus bekerja melakukan identifikasi hingga tuntas. "Hari ini kami akan melakukan pemeriksaan postmortem dengan membuka empat meja pemeriksaan dengan tim yang lengkap," tegasnya.

Identifikasi bakal lebih difokuskan dengan cara pencocokkan DNA. Sebab, setelah lewat sepekan kejadian, Hery menilai akan sulit melakukan identifikasi dengan metode lain seperti pencocokkan sidik jari.

"Kami lebih menitikberatkan pada pemeriksaan DNA forensik karena semakin lama ada keterbatasan untuk melakukan pemeriksaan yang lain termasuk sidik jari," ungkapnya.

Adapun terkait jumlah kantong jenazah, hingga hari ini, RS Polri Kramat Jati telah menerima sebanyak 310 kantong dari lokasi kejadian. "Kemudian untuk properti sudah kami terima sampai saat ini sebanyak 250 kantong," ujar Hery.

"Jadi ini properti yang tidak attach dengan bodypart sehingga kami perlu data pendukung untuk melakukan analisa dan pemeriksaan," imbuhnya.

Diketahui, jumlah penumpang yang telah berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI saat ini mencapai 34 orang.

Terbaru pada Senin, 18 Januari kemarin, terdapat lima penumpang yang berhasil diidentifikasi yaitu Fathima Ashalina M (2); Athar Rizky Riawan (8); Didi Gunardi (49) yang merupakan pilot ekstra pramugari Sriwijaya Air SJ-182; Gita Lestari (36); dan Rahmania Ekananda (39). Kelima orang ini berhasil diidentifikasi dengan metode pencocokkan DNA.

Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak sempat hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 9 Januari 2020. Selanjutnya, otoritas memberikan kepastian jika pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Total pesawat tersebut mengangkut 62 orang diantaranya 12 kru pesawat dan 50 penumpang yang terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.