Bagikan:

JAKARTA - Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman menyebut tim gabungan mengerahkan sekitar 2.600 personel dalam pencarian serpihan pesawat, korban, hingga black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

"Sampai saat hari ini, kurang lebih sekitar 2.600 personel yang terlibat langsung atau tak langsung terhadap kegiatan pencarian dan pertolongan ini," kata Rasman di Posko JICT II, Jakarta Utara, Senin, 11 Desember.

Kata Rasman, alutsista atau kapal besar yang diterjunkan dalam pencarian berjumlah 53. Ditambah dengan jetski, perahu karet, dan rib berjumlah 20. Kemudian, ada 12 ambulans yang bersiaga di darat.

Lalu, ada 13 alutsista udara yang bersiaga untuk penggunaan pencarian, seperti melihat serpihan pesawat dari jarak pandang jauh dan menginformasikan keberadaan serpihan tersebut kepada kapal di permukaan laut.

"Saya pikir jumlah ini sudah sangat cukup untuk kita efektifkan di dalam pencarian dan pertolongan. Hari pertama dan kedua, alhamdulillah berjalan lancar. Barang bukti yang diserahkan ke kita semua bisa didistribusikan dengan baik," jelasnya.

Sebagai informasi, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ182 rute Jakarta-Pontianak  dimulai dengan hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB. Kemudian, terkonfirmasi bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Data Flightradar menunjukkan dugaan pesawat mengalami stall sebelum menukik tajam. Stall adalah salah satu malfungsi penerbangan. Stall rawan terjadi di awal keberangkatan: dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver yang biasanya berputar.

Sriwijaya Air mengaku pesawat miliknya dalam kondisi sehat dan tidak bermasalah sebelum lepas landas. Memang ada ada penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, itu terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.

Terdapat 53 kapal yang dioperasikan oleh tim gabungan dari Badan SAR Nasional, TNI, Polri, serta relawan pendukung dalam pencarian korban da serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. 

Ketika ada penemuan serpihan pesawat, Basarnas akan menyerahkannya kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Sementara, potongan tubuh atau properti milik korban diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi.