JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mengantongi rekaman pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan petugas pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC).
“Tim juga sudah mengirim 2 orang melakukan pengumpulan data di Airnav Indonesia dan sudah mengumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dengan pengatur lalu lintas udara. Tim juga sudah berhasil mendapatkan data mentah data radar pergerakan pesawat yang akan dikaji, tim sudah wawancara petugas lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan yang mengalami kecelakaan,” ujar Ketua Sub Komite Etik Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo dikutip dari siaran Metro TV, Senin, 11 Januari dini hari.
Tim KNKT dijelaskan Nurcahyo disebar dalam proses investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Ada sejumlah instrumen pesawat yang diteliti KNKT hasil temuan operasi SAR gabungan.
“Tim KNKT yang di JICT sudah menerima dari Basarnas beberapa komponen, ada beberapa diidentifikasi beberapa instrumen pesawat ada GPWS (Ground Proximity Warning System), radio Altimeter, alat peluncur darurat yang akan diidentifikasi dari pintu sebelah mana karena ada 4 di pesawat dan bagian pesawat umumnya dari bagian ekor sebelah bawah,” sambung dia.
Selain itu, KNKT sudah menerima tawaran bantuan dari otoritas Singapura dalam pencarian kotak hitam atau black box.
“Dan berkoordinasi dengan otoritas Amerika NTSB (National Transportation Safety Board) dan sudah ditunjuk Michael Hoff yang akan menjadi accredited representative di investigasi kecelakan pesawat ini,” papar KNKT.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari sekitar pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Sebelumnya Kabasarnas memastikan operasi SAR pencarian korban dan black box Sriwijaya Air SJ-182 berlangsung 24 jam. Untuk besok, pencarian akan diperluas areanya ke pesisir.
BACA JUGA:
Sementara itu, sebanyak 306 personel dalam tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, dikerahkan untuk melakukan identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Di Rumah Sakit Polri ini, telah bekerja tim DVI sebanyak 306 personel, ini terdiri atas instansi terkait," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dikutip Antara, Minggu, 10 Januari.
Selain dari Polri, personel tim DVI yang akan mulai melakukan identifikasi terhadap jenazah korban pada Senin, 11, Januari itu adalah dari TNI, Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.
Rusdi Hartono menuturkan tim DVI akan melakukan identifikasi terhadap tujuh kantong jenazah yang sudah diterima RS Polri dengan didukung data-data "ante mortem" yang sudah diterima.
"Semua bekerja bersama di RS Polri untuk melakukan identifikasi terhadap jenazah korban dari kecelakaan pesawat tersebut," ujar Rusdi Hartono.
Polri mengimbau para keluarga korban segera memberikan data kepada tim DVI, baik berupa ijazah, kartu keluarga dan dokumen-dokumen lain untuk membantu identifikasi.
"Keterangan-keterangan apa pun itu sangat membantu bagi tim DVI untuk mengidentifikasi jenazah-jenazah yang menjadi korban pada peristiwa kecelakaan tersebut," tutur Rusdi Hartono.