Bagikan:

JAKARTA - Upaya pencarian kotak hitam atau black box dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu terus dilakukan. Pasukan elite TNI AL sempat beberapa kali melakukan penyelaman saat sinyal black box terdeteksi teknologi di kapal Rigel 933.

“Untuk posisi dari black box tadi jam 11 di KRI Rigel memang terlihat di radar monitor deteksi sonar. Memang ada posisi dua di-marking, 1.000 meter di depan haluan KRI Rigel,” kata Dansatgas Kopaska Kolonel Laut Johan Wahyudi dalam wawancara yang dikutip dari siaran Kompas TV, Minggu, 10 Januari. 

Setelah deteksi ini, tim penyelam bersiap. Sekitar pukul 15.00 WIB, tim mendapatkan pinger locator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Tim lebih dulu mendapat briefing penggunaannya. 

“Kita menuju ke posisi yang ditentukan, di depan 1.000 meter pas posisi kita turunkan (penyelam). Kalau di layar monitor jarak 1.000 meter tapi tidak terdapat apa-apa di situ. Naik ke atas penyelam kedua tidak mendapat apa-apa, kita briefing,” sambung Johan.

Setelahnya tim penyelam kembali diturunkan. Lokasi penyelaman berada di temuan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak itu,

“Di situ ada sinyal tapi sekeliling kita bunyi sama semua tap- tap-tap karena cuaca mendung hujan dan visibility terbatas di bawah kita naikan lagi (penyelam),” sambung dia.

Sekitar pukul 16.45 WIB, penyelam juga kembali turun. Tapi black box Sriwijaya Air SJ-182 belum ditemukan.

“Semuanya sekeliing sama tik-tik (suara sinyal). Pukul 17.25 WIB naik permukaan merapat ke Rigel dan menuju ke posko masih belum bisa didapatkan CVR dan FDR,” ujar Johan.

Tim lantas berkoordinasi dengan operator KRI. Rigel. Menurut operator sambung Johan, posisi yang terdeteksi sinyal black box belum bisa dipastikan menjadi lokasi pasti keberadaan black box. 

“Jadi ini posisi dugaan saja tapi nanti areanya tidak jauh dari situ. Kalau (penyelam) turun di area di-marking mungkin tidak ada di situ, tapi area sekitar itu, kita besok cari di sekitar itu,” kata Johan.

Skema Pencarian Black Box

Basarnas menyiapkan skema dalam pencarian kotak hitam atau black box dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu. Penyelam akan dibagi dalam pencarian yang akan dilakukan Senin, 11 Januari pagi. 

“Dari Basarnas terdiri (dari) 30 penyelam dan dibantu TNI AL, Kopaska, Marinir, Denjaka total jampir 150 personel dibantu relawan. (Jadi) jumlahnya kurang lebih 200 di lapangan,” kata Deputi Bidang Operasi, Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Bambang Suryo Aji yang dikutip dari siaran Metro TV, Minggu, 10 Januari. 

Rencananya penyelaman operasi pencarian black box dan korban pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu, 9 Januari siang akan dimulai sekitar pukukl 07.00-08.00 WIB. 

“Kita akan briefing tim SAR gabungan memberi penjelasan dan pembagian wilayah kerjanya,” kata dia. 

Pencarian ini akan dilakukan lewat pemantauan udara dan penyelaman. Basarnas sudah mendeteksi titik koordinat diduga black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

“Posisi diduga black box itu di koordinat sekitar 5 derajat-57 menit-52 seconds Lintang Selatan dan 106 derajat-34 menit-37 seconds Southeast. Nanti akan kita perdalam lagi, kita besok akan lebih tajam lagi, baik dikerahkan penyelam maupun tim KNKT yang bekerja sama tim gabungan mendalami titik black box,” sambung Bambang. 

Para penyelam yang khusus bertugas mencari black box Sriwijaya Air SJ-182 akan membawa pinger locater. Akan dianalisis posisi black box bila membutuhkan alat khusus untuk mengambilnya.

“Pencarian sekarang dilaksanakan menggunakan peralatan  sekarang dilaksanakan  menggunakan peralatan sonar multibeam echosounder untuk meyakinkan situasi di bawah, dan meyakinkan posisi black box harus dengan visual dengan ROV. Untuk pengambilan blackbox, cukup pinger locator yang menangkap sinyal sehingga dengan adanya pancaran sinyal kita bisa mendekati,” papar Bambang.

Sebelumnya Kabasarnas Bagus Puruhito di Jakarta menyampaikan hasil temuan dari operasi pencarian tim gabungan per pukul 19.20 WIB, Minggu, 10 Januari.

“Kita mendapatkan 10 kantong yang berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. (Ada) 16 bagian atau potongan besar dari pesawat. 10 kantong jenazah bagian dari korban dan 5 potong pakaian,” kata Bagus di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 10 Januari. 

Kabasarnas memastikan operasi SAR pencarian korban dan black box Sriwijaya Air SJ-182 berlangsung 24 jam. Untuk besok, pencarian akan diperluas areanya ke pesisir.

“Rencana kita besok kita masih melaksanakan operasi di daerah yang sama dengan metode permukaan laut dan bawah permukaan dengan sedikit melebarkan area pencarian menambah ke pesisir karena arus laut menuju arah pesisir,” kata Kabasarnas Bagus dalam jumpa pers terkini di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 10 Januari.