Begini Kondisi Bawah Laut Saat Penyelam Denjaka Sisir Lokasi Jatuh Sriwijaya Air SJ-182
Situasi bawah laut penyisiran pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu (Tangkapan layar dari video Korps Marinir TNI AL)

Bagikan:

JAKARTA - Total 27 kantong jenazah dan 22 kantong berisi material terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berhasil dikumpulkan tim SAR gabungan dalam operasi pencarian hari ini. Pencarian ini dilakukan lewat penyisiran permukaan dan bawah laut Kepulauan Seribu lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Operasi SAR gabungan ini juga melibatkan TNI. Pasukan elite TNI seperti Denjaka turun melakukan penyelaman. Fokus operasi SAR ditegaskan Kabasarnas Bagus Puruhito mencari korban dan serpihan material pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dan kotak hitam atau black box.

Penyelaman dilakukan di area sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Sejumlah penyelam dari TNI mulanya mendapat briefing untuk mencari korban termasuk hasil analisa deteksi sinyal black box lewat teknologi di KRI Rigel-933.

Video penyelaman dengan caption Penyelaman hari kedua Sriwijaya Air SJY 182 oleh Prajurit Detasemen Jalamangkara (Denjaka) Korps Marinir TNI Angkatan Laut ini dibagikan lewat akun Instagram, Senin, 11 Januari. Tampak sejumlah serpihan di dasar laut Kepulauan Seribu.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito menyebut pencarian korban dan material pesawat Sriwijaya Air SJ-182 akan dilanjutkan besok.

Bagus menyebut, pada pencarian hari keempat besok, tim pencari gabungan akan memperluas area pencarian. Pencarian dilakukan di permukaan kapal beserta penyelaman.

"Besok rencananya kita tetap fokus melaksanakan evakuasi pencarian korban dan pencarian material lainnya. Serta area kita perluas di permukaan dengan kapal, di bawah permukaan dengan penyelaman ataupun dengan sonar yang dimiliki kapal," kata Bagus di Posko Terpadu JICT II, Senin, 11 Januari.

Besok, pencarian black box atau kotak hitam juga akan terus dilakukan dengan penyelaman maupun alat sonar yang dimiliki kapal KRI Rigel.

Bagus mengaku black box yang akan mengungkap penyebab jatuhnya pesawat memang belum ditemukan. Namun, pemetaan area sinyal black box telah dipersempit. Hanya saja, pergeseran lokasi black box dan material yang menutupi menjadi kendala.

"Material black box juga kita laksanakan. Mencari sesuatu di bawah tidak bisa kita katakan ada di situ, terus kita datangi lagi, masih ada di situ. Apalagi dengan kondisi cuaca hujan lebat dan badai yang cukup kuat di area itu," ungkap dia.

Sementara itu, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menyatakan tim penyelam TNI AL fokus mencari kotak hitam Sriwijaya Air SJ-182 pada dua titik yang sudah dipetakan KRI Rigel-933.

"Titik itu sudah kita tandai sejak semalam oleh KRI Rigel, hari ini sudah dilakukan penyelaman," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Senin, 11 Januari, dilansir Antara. 

Rasyid menjelaskan tim penyelam yang bertugas terdiri dari 14 orang dari Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir, 13 orang dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), 17 orang dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada, dan 13 orang dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka).

Tim penyelam juga diperkuat dengan penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dikendalikan dari KRI Rigel-933.