Bagikan:

JAKARTA - Kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih dicari tim SAR gabungan. Namun operasi SAR tetap berfokus pada pencarian korban jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu. 

“Yang pertama saya kembali mengingatkan pelaksanaan operasi SAR kita fokuskan kepada korban. Terkait dengan material black box juga kita laksanakan mencari sesuatu di bawah memang kita tidak bisa katakan kemarin di situ terus kita datangi lagi ada (black box) di situ. Apalagi kondisi cuaca kemarin hujan lebat dan badai. Yang jelas hari ini kita semua melaksanakan upaya optimum untuk  melaksanakan pencarian itu, sekali lagi fokus pada korban dengan tanpa mengurangi atensi kepada hal lain,” ujar Kabasarnas Bagus Puruhito kepada wartawan di posko utama pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 11 Januari.

Hasil operasi pencarian tim SAR gabungan hari ini mengumpulkan 27 kantong jenazah dan 22 kantong berisi material terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berhasil dikumpulkan tim SAR gabungan dalam operasis pencarian hari ini. 

“Yang terakhir saya melaporkan bahwa ada 18 kantong jenazah yang bagian dari tubuh korban, hari ini kita mendapatkan 27 kantong hari ini kita mendapatkan 27 kantong jenazah berisi human remains (bagian tubuh korban),” kata Kabasarnas.

Operasi pencarian hari ini berjalan lancar dengan cuaca mendukung. Pencarian difokuskan pada korban, material pesawat termasuk kotak hitam (black box).

Pemetaan Pencarian Black Box Dipersempit

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menyebut pemetaan area sinyal black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 telah diperkecil.

Yudo menuturkan, saat ini radar pencarian lokasi black box menjadi 140x100 meter, menggunakan alat pemancar sonar atau multibeam Echosounder sejak awal pemetaan. 

"Dari hasil multibeam, sudah kita petakan ternyata tinggal satu area segitiga yakni 140 x 100 meter. Mudah-mudahan, dengan (area) ini penyelam semakin fokus," kata Yudo di atas KRI Rigel-933, Senin, 11 Januari.

Dalam pencarian black box, tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, dan sejumlah relawan menerjunkan penyelam pada siang hari. Lalu pada sore hari, TNI AL akan menurunkan Remote Operator Vehicle atau ROV untuk mencari Black Box milik Sriwijaya SJ-182.

"Untuk ROV, karena siang hari masih banyak penyelam, tidak mungkin diturunkan karena nanti kabelnya kena penyelam. Begitu penyelam istirahat, ROV kita turunkan untuk melihat bawah air dengan tiga dimensi," tutur Yudo.

Meski memiliki 160 penyelam yang terdiri dari sejumlah elemen untuk mencari black box yang diperkirakan berada 16 meter di bawah air, Yudo mengaku tidak mudah dalam proses pencarian. Sebab, diduga black box tertutup oleh serpihan-serpihan pesawat.

"Pengalaman saya memimpin SAR Lion Air kan butuh waktu juga karena masih banyak puing-puing di situ. Apalagi, ini baru dua hari dan puing-puing yang ditemukan masih sedikit dan akan kita ambil terus karena di bawah masih banyak," ungkap dia.