<i>Update</i> Operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182: 65 Kantong Jenazah, 10 Kantong Serpihan Pesawat Ditemukan Hari Ini
Kabasarnas Bagus Puruhito dalam jumpa pers perkembangan operasi SAR pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di JICT2, Tanjung Priok (Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Operasi SAR gabungan terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengumpulkan puluhan kantong jenazah serta serpihan puing pesawat. Total ada 65 kantong jenazah hari ini yang dievakuasi dari perairan Kepulauan Seribu, lokasi jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pontianak itu.

“Hari ini kita mendapatkan 65 kantong jenazah sehingga total menjadi 139 kantong jenazah yang sudah kita temukan,” kata Kabasarnas Bagus Puruhito dalam jumpa pers di posko utama pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari.

Tim SAR gabungan juga menemukan 10 kantong berisi bagian kecil serpihan sehingga totalnya menjadi 26 kantong.

“Dan potongan besar pesawat hari ini kita mendapatkan 2 potongan pesawat, artinya total menjadi 26,” sebut Bagus.

Dia memastikan pencarian dan evakuasi korban Sriwijaya Air SJ-182 masih dilanjutkan besok. Pencarian juga dilakukan untuk menemukan cockpit voice recorder (CVR) black box pesawat jenis Boeing itu. 

“Kita memfokuskan kepada evakuasi korban, karena tentunya ini sangat ditunggu dan setiap kantong jenazah yang ditemukan segera kita serahkan ke DVI Polri untuk segera dibawa ke RS Polri Kramat Jati,” sambung Bagus. 

Pada petang tadi flight data recorder (FDR)  black box Sriwijaya Air yang telah ditemukan dan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan temuan FDR kepada Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito. Selanjutnya, black box tersebut diserahkan oleh Basarnas kepada Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.

KNKT membawa FDR ke kantornya untuk dianalisis. Soerjanto mengungkapkan tahap awal penelitian adalah pengunduhan data rekaman dalam FDR hingga lima hari ke depan.

"Kami mohon doanya dari semuanya agar pengunduhan data bisa berjalan lancar. Kami membutuhkan waktu 2 sampai 5 hari apakah data ini bisa terbaca atau tidak, nanti kami akan sampaikan. kalau data memang berhasil kita buka dan isinya seperti apa dan kami akan sampaikan garis besarnya," kata Soerjanto dalam serah terima FDR di Posko JICT II, Selasa, 12 Januari.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan penemuan bagian dari FDR dilaporkan KSAL sekitar pukul 16.40 WIB, Selasa, 12 Januari. KSAL pada pukul 14.00 WIB menurut Panglima TNI lebih dulu melaporkan pecahan bagian dari FDR black box Sriwijaya Air SJ-182. 

“16.40 KSAL melaporkan kembali FDR sudah ditemukan dan dilaporkan pula bahwa underwater beacon ditemukan sebayak dua. Artinya CVR masih perlu dicari dengan tanpa adanya bantuan beacon tersebut. Namun kami meyakini semua beacon yang ada di cockpit voice ditemukan di sekitar itu dengan keyakinan tinggi maka cockpit voice akan ditemukan,” kata Hadi.

Instruksi Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan 3 instruksi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pencarian korban dan pengungkapan penyebab kecelakan pesawat rute Jakarta-Pontianak menjadi tugas prioritas otoritas terkait. 

Instruksi Presiden Jokowi ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi Karya menghadap Jokowi sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa, 12 Januari.

“Bapak presiden menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan mendoakan agar korban mendapatkan tempat di sisi Allah,” kata Menhub Budi Karya dalam jumpa pers di posko utama pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di JICT2, Tanjung Priok, Jakarta.

Jokowi dalam pertemuan memerintahkan Menhub Budi Karya untuk langsung mendatangi posko JICT2. 

“Ada 3 instruksi yang dismpaikan bapak presiden kepada kami, penanganan musibah harus cepat untuk mendapatkan black box begitu juga jenazah korban dan potongan tubuh pesawat segera diangkat,” kata Menhub. 

Saat ini Flight Data Recorder (FDR) black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sudah ditemukan. Sedangkan  Cockpit Voice Recorder (CVR) masih dalam pencarian. 

“(Instruksi) kedua, asuransi dan hak para korban harus diberikan kepada keluarga sesuai ketentuan yang berlaku. Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera diketemukan dan dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional,” sambung Menhub menyebutkan dua instruksi Jokowi lainnya.