Ini Skema Pencarian Black Box dan Korban Sriwijaya Air SJ-182
Lokasi dikumpulkannya serpihan dan bagian tubuh korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di JICT2, Tanjung Priok, Jakarta (Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Basarnas menyiapkan skema dalam pencarian kotak hitam atau black box dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu. Penyelam akan dibagi dalam pencarian yang akan dilakukan Senin, 11 Januari pagi. 

“Dari Basarnas terdiri (dari) 30 penyelam dan dibantu TNI AL, Kopaska, Marinir, Denjaka total jampir 150 personel dibantu relawan. (Jadi) jumlahnya kurang lebih 200 di lapangan,” kata Deputi Bidang Operasi, Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Bambang Suryo Aji yang dikutip dari siaran Metro TV, Minggu, 10 Januari. 

Rencananya penyelaman operasi pencarian black box dan korban pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu, 9 Januari siang akan dimulai sekitar pukul 07.00-08.00 WIB. 

“Kita akan briefing tim SAR gabungan memberi penjelasan dan pembagian wilayah kerjanya,” kata dia. 

Pencarian ini akan dilakukan lewat pemantauan udara dan penyelaman. Basarnas sudah mendeteksi titik koordinat diduga black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

“Posisi diduga black box itu di koordinat sekitar 5 derajat-57 menit-52 seconds Lintang Selatan dan 106 derajat-34 menit-37 seconds Southeast. Nanti akan kita perdalam lagi, kita besok akan lebih tajam lagi, baik dikerahkan penyelam maupun tim KNKT yang bekerja sama tim gabungan mendalami titik black box,” sambung Bambang. 

Para penyelam yang khusus bertugas mencari black box Sriwijaya Air SJ-182 akan membawa pinger locater. Akan dianalisis posisi black box bila membutuhkan alat khusus untuk mengambilnya.

“Pencarian sekarang dilaksanakan menggunakan peralatan sonar multibeam echosounder untuk meyakinkan situasi di bawah, dan meyakinkan posisi black box harus dengan visual dengan ROV. Untuk pengambilan black box, cukup pinger locator yang menangkap sinyal sehingga dengan adanya pancaran sinyal kita bisa mendekati,” papar Bambang.

Sebelumnya Kabasarnas Bagus Puruhito di Jakarta menyampaikan hasil temuan dari operasi pencarian tim gabungan per pukul 19.20 WIB, Minggu, 10 Januari.

“Kita mendapatkan 10 kantong yang berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. (Ada) 16 bagian atau potongan besar dari pesawat. 10 kantong jenazah bagian dari korban dan 5 potong pakaian,” kata Bagus di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 10 Januari. 

Kabasarnas memastikan operasi SAR pencarian korban dan black box Sriwijaya Air SJ-182 berlangsung 24 jam. Untuk besok, pencarian akan diperluas areanya ke pesisir.

“Rencana kita besok kita masih melaksanakan operasi di daerah yang sama dengan metode permukaan laut dan bawah permukaan dengan sedikit melebarkan area pencarian menambah ke pesisir karena arus laut menuju arah pesisir,” kata Kabasarnas Bagus dalam jumpa pers terkini di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 10 Januari. 

Untuk pencarian di bawah permukaan laut akan dikonsentrasikan untuk evakuasi terhadap korban pesawat rute Jakarta-Pontianak yang jatuh Sabtu, 9 Januari itu.

“Di sisi lain kita sekaligus melaksanakan pencarian blacx box bersama KNKT, mudah-mudahan misi kita besok berjalan lancar,” kata Bagus. 

“Operasi SAR berlangsung 24 jam secara teknis bisa dengan pemantauan bisa bergantian secara shift . Dua puluh menit lagi akan masuk ke kita sea rider membawa partikel yang ditemukan,” sambung dia. 

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari sekitar pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.