Fakta Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 Sejauh Ini: Rangkuman VOI untuk Anda
Tim gabungan mempersiapan operasi SAR jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 (Sumber: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh. Sejumlah komponen pesawat ditemukan. Tim SAR juga mendapatkan sejumlah potongan tubuh manusia dalam proses pencarian. Di daratan, otoritas memulai proses identifikasi awal. Kami rangkumkan untuk Anda sejumlah perkembangan penting tentang jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 per Minggu sore, 10 Januari, pukul 18.00 WIB.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari sekitar pukul 14.40 WIB dan diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Pasukan Marinir mempersiapkan proses SAR (Sumber: Istimewa)

1. Temuan KTP

Tim penyelam SAR dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir TNI Angkatan Laut menemukan sebuah kartu tanda penduduk (KTP) atas nama Yaman Zai. KTP itu diangkat dari air bersama sebuah tas berwarna kuning.

Nama Yaman Zai tak terdaftar dalam manifes penumpang. Namun ia diketahui sebagai keluarga penumpang. Yaman Zai diketahui sempat berada di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat untuk menunggu kedatangan istri dan tiga anaknya yang merupakan penumpang Sriwijaya Air SJ-182.

Temuan KTP atas nama Yaman Zai (Sumber: Istimewa)

2. Lokasi black box ditandai

Sinyal kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 telah ditemukan radar. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dua black box itu kini telah ditandai untuk kemudian dilakukan proses pencarian fisik dan pengangkatan.

Black box Sriwijaya Air SJ-182 terbagi dua bagian: Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

Informasi yang tersimpan dalam FDR meliputi kecepatan, ketinggian, waktu, hingga arah pesawat. Secara teknis, FDR dapat menyimpan data penerbangan selama 25 jam sebelum ditimpa dengan rekaman baru.

Sementara, CVR berfungsi untuk menyimpan percakapan penerbangan. Data itu meliputi komunikasi pilot dengan kru dan menara pengawas.

CVR memiliki periode perekaman selama dua jam. Setelahnya, CVR akan terus merekam ulang secara otomatis dengan menimpa data sebelumnya.

3. Temuan bagian tubuh manusia

Tim gabungan telah menemukan sejumlah bagian tubuh manusia dalam proses search and rescue (SAR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Hingga Minggu, 10 Januari, pukul 15.00 WIB, tim telah mengumpulkan enam kantong berisi bagian tubuh manusia.

Seluruh potongan tubuh manusia yang ditemukan akan diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi. Selain potongan tubuh, tim Kopaska TNI AL dan gabungan tim penyelam juga menemukan potongan pakaian, termasuk milik anak-anak.

4. Identifikasi

Hingga Minggu siang, 10 Januari, Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta telah menerima 12 data keluarga korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Keluarga dari 12 korban juga telah menjalani serangkaian pemeriksaan di posko ante mortem.

Pemeriksaan yang dimaksud adalah pengambilan sampel DNA, sidik jari, hingga gigi. Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri juga mengumpulkan data sekunder, seperti rekam medis atau properti yang memiliki keterkaitan dengan identitas korban.

Ada 51 ahli yang dilibatkan dalam proses identifikasi. Selain data-data dari keluarga korban, tim DVI RS Polri juga akan mengumpulkan nomor kursi dan rekaman kamera pengawas.

Dalam proses identifikasi ini RS Polri kedatangan bayi berusia tujuh hari. Bayi itu adalah anak dari Angga Fernanda Afri, nama yang terdaftar dalam manifes pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak.

Konferensi pers tim DVI RS Polri (Sumber: Istimewa)

Bayi Fernanda dibawa untuk pengambilan sampel DNA di posko ante mortem RS Polri. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan penelusuran data biologis korban jadi kendala dalam proses identifikasi.

Pembandingnya harus spesifik, kata Yusri. Ia bercerita, sejak malam kemarin, banyak orang yang datang untuk jadi pembanding data biologis nama-nama terdaftar manifes. Namun banyak dari orang-orang itu yang tak memiliki hubungan darah langsung.

"Dari ke-12 yang datang sejak semalam adalah pamannya, keponakannya, tetangganya. Itu tidak bisa. Sebab, pembanding itu agar kita bisa mengetahui ini body part siapa, ini body part siapa," Yusri.

5. Penumpang pindah pesawat

Iwan, anggota keluarga salah satu nama terdaftar manifes Sriwijaya Air SJ-182 mengungkap kekecewaannya pada maskapai Nam Air. Menurut Iwan, keluarganya --termasuk anak-- seharusnya naik pesawat Nam Air pukul 07.00 WIB, sebelum dipindahkan ke pesawat nahas Sriwijaya Air SJ-182.

Selain anak bungsu, keluarga Iwan yang akhirnya jadi penumpang Sriwijaya Air adalah paman, bibi, serta seorang keponakan. Kata Iwan, pihak Nam Air belum memberi alasan kuat terkait keputusan pemindahan penumpang itu.

"Pihak maskapai Nam Air hingga kini belum memberikan alasan yang kuat terkait dilakukannya pemindahan jadwal dan beda maskapai tersebut."

6. Penyelaman dihentikan

Tim selam Kopaska (Sumber: Istimewa)

Minggu sore, pukul 17.00 WIB, pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan penyelaman di perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta dihentikan. Meski begitu, pencarian di atas permukaan laut tetap dilakukan.

Pencarian di atas melibatkan enam kapal pendukung, di antaranya KP. Bisma, KP. Kolibri - 4015, KP. Kasturi - 6002, KP. Elang Laut - 2003, KP. Pelatuk - 3013, KP. Sundaicus - 2001 dan KPC - 2004 serta tiga kapal patroli dari Ditpolairud Polda Metro Jaya.

Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol Yassin Kosasih mengatakan ada 64 penyelam yang diterjunkan untuk menyisir dasar lautan. Polairud juga dibantu dengan alat robotik yang berkemampuan menyelam sampai kedalaman 300 meter.

Kondisi ini tentatif. Sore tadi ketika penyelaman dihentikan, otoritas mencatat tiupan angin yang kuat disertai langit mendung. Pencarian dengan metode penyelaman akan dilanjutkan jika cuaca kondusif.