Bagikan:

JAKARTA -  Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta telah menerima 12 data keluarga korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hingga Minggu, 10 Januari siang ini. 

"Sampai sekarang kita sudah menerima laporan dari 12 keluarga korban," ujar Kepala Rumah Sakit Polri, Brigjen Asep Hendradiana dalam jumpa pers di RS Polri Jakarta dilansir Antara. 

Sementara itu, Komandan Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri, Kombes Hery Wijatmoko mengatakan, ke-12 keluarga korban tersebut menjalani serangkaian pemeriksaan di posko ante mortem, mulai dari pengambilan sampel DNA, sidik, jari, dan gigi.

Selain itu, kata dia, Tim DVI RS Polri juga meminta data sekunder berupa rekam medis dan properti. Asep mengatakan adanya data-data tersebut akan memudahkan tim DVI RS Polri dalam proses identifikasi.

"Di posko ante mortem kami libatkan 51 ahli," kata Hery.

Usai menjalani pemeriksaan, keluarga korban memperoleh pendampingan psikologi dan keagamaan dari tim yang telah disiapkan oleh RS Polri.

Lebih lanjut, Hery mengatakan Tim DVI RS Polri juga telah berkoordinasi dengan pihak Sriwijaya Air untuk mendapatkan detail daftar penumpang, termasuk nomor kursi dan rekaman kamera pengawas.

"Nantinya akan di capture satu per satu dari masing-masing penumpang pada saat boarding," kata Hery.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).