JAKARTA - Sebanyak 306 personel dalam tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, dikerahkan untuk melakukan identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Di Rumah Sakit Polri ini, telah bekerja tim DVI sebanyak 306 personel, ini terdiri atas instansi terkait," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dikutip Antara, Minggu, 10 Januari.
Selain dari Polri, personel tim DVI yang akan mulai melakukan identifikasi terhadap jenazah korban pada Senin, 11, Januari itu adalah dari TNI, Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.
Rusdi Hartono menuturkan tim DVI akan melakukan identifikasi terhadap tujuh kantong jenazah yang sudah diterima RS Polri dengan didukung data-data "ante mortem" yang sudah diterima.
"Semua bekerja bersama di RS Polri untuk melakukan identifikasi terhadap jenazah korban dari kecelakaan pesawat tersebut," ujar Rusdi Hartono.
Polri mengimbau para keluarga korban segera memberikan data kepada tim DVI, baik berupa ijazah, kartu keluarga dan dokumen-dokumen lain untuk membantu identifikasi.
"Keterangan-keterangan apa pun itu sangat membantu bagi tim DVI untuk mengidentifikasi jenazah-jenazah yang menjadi korban pada peristiwa kecelakaan tersebut," tutur Rusdi Hartono.
BACA JUGA:
Kantong Jenazah di RS Polri
RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur sudah menerima 8 kantong jenazah berisi 10 diduga bagian tubuh dari korban Sriwijaya Air SJ-182. Tim DVI Polri akan melakukan identifikasi berdasarkan data antemortem dan post mortem.
“Jadi kita menerima 8 kantong berisi 10 body part, akan kita periksa di post mortem,” kata Wakil Kepala RS Polri Kombes Hariyanto dikutip dari wawancara lewat siaran Metro TV, Minggu, 10 Januari.
Data ini ditegaskan Kombes Hariyanto data terakhir per pukul 21.00 WIB, Minggu, 10 Januari. Tim DVI Polri juga menghimpun data ante mortem korban penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diberikan pihak keluarga. Data antemortem dikumpulkan dari laporan keluarga yang diterima di RS Polri, Jakarta; Pontianak; dan Surabaya Jatim.
“Jadi keseluruhannya ada 54 data, dari 54 kita ambil 39 DNA,” kata Kombes Hariyanto.
Yang terbaru dari operasi pencarian korban dan serpihan juga black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182, turbin diduga milik pesawat rute Jakarta-Pontianak itu sudah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Turbin ini mulanya diangkat dari perairan Kepulauan Seribu dan dievakuasi ke KRI Rigel 933. Saat ini turbin diduga bagian dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak ini sudah berada di dermaga JICT2, posko utama pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Tampak turbin diangkat dengan crane ke lokasi yang diberi garis pembatas tempat meletakkan segala temuan terkait Sriwijaya Air-182. Pihak TNI AL langsung menyerahkan temuan ke Basarnas di lokasi untuk ditindaklanjuti penelitiannya oleh KNKT sekitar pukul 22.27 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari sekitar pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Sebelumnya Kabasarnas Bagus Puruhito memastikan operasi SAR pencarian korban dan black box Sriwijaya Air SJ-182 berlangsung 24 jam. Untuk besok, pencarian akan diperluas areanya ke pesisir.