Bagikan:

JAKARTA - Ada satu kantong jenazah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta. Kantong jenazah ini sebelumnya mengangkut temuan terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang ditempatkan di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dikutip dari siaran Kompas TV, Minggu, 10 Januari, kantong jenazah ini dibawa dengan mobil Dokkes Polda Metro Jaya pada dini hari. 

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan Posko Antemortem di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur telah mengidentifikasi fase pertama korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Fadil menyebutkan identifikasi fase pertama, yakni mengambil manifest, "pasengger list", foto-foto dari kamera "CCTV" untuk mengidentifikasi sekunder baik dari pakaian dan sebagainya.

"Polri fokus untuk tim DVI, kita sudah siapkan untuk antemortem, jika ada keluarga yang akan memberikan informasi data primer dan data sekunder," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dikutip Antara, Minggu, 10 Januari dini hari.

Satu kantong jenazah dibawa ke RS Polri (tangkapan layar Kompas TV)

Irjen Fadil menyatakan tim di posko tersebut merupakan kolaborasi para dokter ahli forensik Polri, TNI hingga akademisi dari perguruan tinggi yang akan mengidentifikasi korban.

Posko itu juga mendapatkan dukungan dari rumah sakit pemerintah yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi primer dan sekunder.

Identifikasi Ante Mortem adalah identifikasi dengan data-data fisik korban seperti nama, umur, berat badan, tinggi badan, pakaian dan aksesoris yang dikenakan korban terakhir kali hingga barang bawaan korban, serta kepemilikan lainnya.

"Sudah ada 20 orang pihak keluarga yang kita antar ke rumah sakit Polri," ujar Fadil.

Sedangkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan Polri menyiagakan tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Said Soekanto, Jakarta untuk melakukan identifikasi para korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Polri mempersiapkan tim DVI di RS Polri Kramat Jati," kata Irjen Argo melalui siaran pers, di Jakarta, Sabtu (9/1) malam.

Dia mengatakan, Ditpolair Baharkam Polri sudah menerjunkan sejumlah armada kapal laut dan udara untuk membantu proses evakuasi pesawat.

Ada tujuh armada kapal yang dikerahkan, yakni KP Kolibri, KP Pelatuk, KP Elang laut, KP SBU, KP Sundecus, KPC, dan KP Bisma. Kemudian juga dua helikopter.

"Kami juga mengerahkan helikopter Dauphin As 365 N.3 dan helikopter Bel 429 P.3202," ujar Argo.

Menurut Argo, Polri juga mengerahkan Kapal 2003, Kapal 2008 dan Kapal Raptor milik Polda Metro Jaya.

Sedangkan jumlah personel yang diterjunkan ada sebanyak 192 orang termasuk dari Kodam Jaya dengan tetap di bawah kendali Basarnas.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 take off dari Bandara Soekarno-Hatta, pukul 14.36 WIB, Sabtu, 9 Januari. Satu menit kemudian pesawat tujuan Pontianak berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen.

“Pukul 14.40 Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds, SJY 182 hilang dari radar,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, Sabtu, 9 Januari.

Ada 62 orang penumpang termasuk kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Dari total penumpang itu, ada 7 anak-anak dan 3 bayi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sempat tertunda (delay) keberangkatannya selama 30 menit. Alasannya hujan deras mengguyur.

Infografis Raga Granada/VOI