Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Buatan Tahun 1994, KNKT: Berapa pun Umurnya, Kalau Dirawat Tak Ada Masalah
ILUSTRASI/ Pesawat Sriwijaya Air (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jenis Boeing 737-500 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Umur pesawat rute Jakarta-Pontianak itu sudah 25 tahun. 

“Kalau pertanyaan umur pesawat, pertama jenis pesawat Boeing 737-524, umur pesawat dibuat 1994, kurang lebih 25-26 tahun. Jadi berapa pun umurnnya kalau pesawat itu dirawat sesuai regulasi yang berlaku dalam hal ini Dirjen Perhubungan Udara harusnya tidak ada masalah. Kami sedang mengumpulkan data data mengenai pesawat,” kata Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, Sabtu, 9 Januari malam.

Sementara itu, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengatakan pesawat dengan kode penerbangan SJ-182 yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu dalam kondisi sehat dan tak bermasalah.

"Kalau kondisi pesawat dalam keadaan sehat, sebelumnya pulang pergi ke Pontianak dan harusnya tidak ada masalah. Laporan dari maintanance semuanya lancar," kata Jefferson dalam dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten yang disiarkan di KompasTV, Sabtu, 9 Januari.

Dia juga menyebut penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, bukan disebabkan adanya kerusakan mesin pesawat. Penundaan ini terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.

"Delay akibat hujan deras. Makanya kemudian ada sebelum boarding," tegasnya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 take off dari Bandara Soekarno-Hatta, pukul 14.36 WIB, Sabtu, 9 Januari. Satu menit kemudian pesawat tujuan Pontianak berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen.

“Pukul 14.40 Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds, SJY 182 hilang dari radar,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, Sabtu, 9 Januari.

Ada 62 orang penumpang termasuk kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Dari total penumpang itu, ada 7 anak-anak dan 3 bayi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sempat tertunda (delay) keberangkatannya selama 30 menit. Alasannya hujan deras mengguyur.

Serpihan Pesawat

Kantong hitam temuan diduga terkait pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dibuka tim gabungan Basarnas dan pihak terkait termasuk Polri. Tampak ada serpihan dan kabel-kabel.

“Yang tadi sore diinformasikan sebagai yang diduga bagian dari serpihan debris pesawat kami bawa ke sini dibawa oleh salah satu sea rider Basarnas dan nanti akan kita informasikan dengan KNKT dan akan dikoordinasikan dengan DVI,” kata Kabasarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito dalam wawancara yang disiarkan Metro TV, Minggu, 10 Januari dini hari. 

Temuan ini dilaporkan oleh Pospol di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Lokasi ini menjadi titik koordinat pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak hilang kontak.

“Kita tidak bisa berandai-andai (barang temuan) tetap menunggu KNKT dan DVI dan kami hubungi teknisi Sriwijaya,” kata Bagus. 

Dari gambar terlihat serpihan warna biru juga kabel-kabel. Ada bagian temuan yang dimasukkan ke dalam kantong jenazah warna oranye. Tapi belum ada informasi lanjutan dari lokasi Posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.