Bagikan:

JAKARTA - Pelan-pelan, pecahan bagian bodi yang diduga berasal dari Sriwijaya Air SJ-182 terus ditemukan sejak pagi, Minggu, 10 Januari. Malah ada lempengan besi dengan corak warna mirip Sriwijaya Air yang berhasil ditemukan.

Tim SAR dari TNI AL sejak pagi sudah melakukan penyelaman secara bergantian. Lempengan besi dengan corak dan warna Sriwijaya Air ini ditemukan di kedalaman 15 meter. Dari informasi yang dikumpulkan, besi ini ditemukan di dalam lumpur dengan ketebalan berkisar 40 cm.

Perlu alat khusus untuk mengakut patahan besi bodi pesawat ini ke atas kapal. Pasalnya, selain berat, pecahan ini juga tajam-tajam di beberapa sisi karena diduga kuat terhantam secara keras.

Kalau dilihat dari bentuknya, memang sulit untuk bisa menyangkal kalau ini adalah salah satu bagian dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak, 9 Januari pukul 14.40 WIB kemarin. Tapi dilihat lebih detail lagi pecahan yang ditemukan, sulit membayangkan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat itu. 

B737-500 ini memiliki bentang sayap 28,9 meter. Panjang pesawat ini mencapai 31 meter dari hidung hingga ekornya. Tapi puing-puing yang ditemukan, sangat kecil dibanding bentuk aslinya.

Sebelumnya pukul 10.00 WIB tadi, tim juga berhasil menemukan lempengan besi. Lempengan besi ini tidak lebih besar dari orang dewasa. Patahan lempengan besi ini tidak beraturan. Tim SAR gabungan juga menemukan besi yang menyerupai velg roda pesawat. Namun bentuknya tak lagi beraturan. Karena di beberapa sisi sudah tidak lagi mulus, alias rusak seperti terkena hantaman kuat.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Jakarta-Pontianak ini membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Sebelumnya pesawat Sriwijaya Air bernomor SJ-182 dikabarkan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB setelah empat menit terbang meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat hilang kontak saat melakukan penerbangan dengan ketinggian lebih dari 10.000 kaki dalam waktu kurang dari satu menit.

Sementara itu Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena mengatakan pesawat Sriwijaya SJ-182 layak terbang. "Kondisi pesawat dalam kondisi sehat," kata dia.

Dia mengatakan sebelum SJ-182 terbang, dinyatakan tidak mengalami kerusakan. Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air terkait sudah terbang ke Pontianak dan Pangkalpinang. Saat terbang ke Pontianak kedua kalinya seharusnya tidak ada masalah.