JAKARTA - KRI Teluk Gilimanuk-531 sudah tiba di perairan Lancang, Kepulauan Seribu. KRI ini mengangkut tim Denjaka TNI AL.
“Jumlah Denjaka 17 personel,” kata Dantim Penyelam Denjaka TNI AL Lettu (Mar) Yayat Ruhiyat dalam wawancara yang dikutip dari siaran Kompas TV, Minggu, 10 Januari.
Tim ini juga membawa Autonomous Underwater Vehicles atau AUV. Penyelaman akan dikoordinasikan lewat apel pukul 07.00 WIB. Nantinya tim ini akan berkoordinasi dengan tim di KRI Rigel yang memotret kondisi bawah laut.
KRI Teluk Gilimanuk-531 tiba di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu dini hari sekitar pukul 01.20 WIB.
KRI Teluk Gilimanuk berangkat dari Dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Kapal itu merupakan kapan perang jenis pendarat yang turut membantu pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh perairan di Kepulauan Seribu.
KRI itu mengangkut puluhan tim penyelam dari pasukan elit marinir, kopaska dan denjaka serta perlengkapan penyelamatan lainnya. KRI Teluk Gilimanuk berlabuh tidak jauh dari sebuah patok/tanda yang berada di perairan itu.
BACA JUGA:
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 take off dari Bandara Soekarno-Hatta, pukul 14.36 WIB, Sabtu, 9 Januari. Satu menit kemudian pesawat tujuan Pontianak berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen.
“Pukul 14.40 Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds, SJY 182 hilang dari radar,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, Sabtu, 9 Januari.
Ada 62 orang penumpang termasuk kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Dari total penumpang itu, ada 7 anak-anak dan 3 bayi.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sempat tertunda (delay) keberangkatannya selama 30 menit. Alasannya hujan deras mengguyur.