Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan kesehatan Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe terus dipantau. Bahkan, petugas di rumah tahanan (rutan) selalu memastikan dia menelan obat yang diberikan oleh dokter.

"Ada perlakuan, misalnya, harus mengonsumsi obat untuk kesehatannya itu kami lakukan dan kami pastikan obat itu diminum," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Rabu, 22 Februari.

"Jadi tidak diserahkan begitu saja. Tapi kami pastikan obat itu telah diminumnya," sambungnya.

Lukas disebut Ali harus meminum obatnya sehari empat kali. Sehingga, KPK menyayangkan adanya informasi jika gubernur nonaktif itu diperlakukan secara tidak manusiawi.

"Kami pastikan kondisinya kami pantau terus menerus," tegasnya.

Adik Lukas Enembe, Elius Enembe menyatakan kakaknya mendapat perlakuan tak manusiawi saat berada di rutan. Padahal, Lukas dalam kondisi menderita gagal ginjal stadium 5.

Tak sampai di sana, Elius menyebut pihaknya tak akan bertanggungjawab jika ada eskalasi keadaan jika warga Papua tahu kondisi Lukas. Apalagi jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.

Diberitakan sebelumnya, Lukas menjadi tersangka dugaan suap dan gratifikasi karena diduga menerima uang dari Direktur PT Tabi Bangun Papua Rijantono Lakka. Pemberian itu dilakukan agar perusahaan swasta itu mendapat proyek di Papua.

KPK menyebut terjadi kesepakatan fee sebesar 14 persen dari nilai kontrak dan pembayaran harus bebas dari potongan pajak.

Setelah bersepakat, perusahaan Rijantono mendapat tiga proyek. Pertama adalah peningkatan Jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14,8 miliar.

Rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi dengan nilai proyek Rp13,3 miliar. Terakhir, proyek penataan lingkungan venue menembang outdoor AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar.

Setelah proyek itu benar dimenangkan, Rijantono menyerahkan uang sebesar Rp1 miliar kepada Lukas. Selain itu, Lukas juga diduga menerima gratifikasi hingga belasan miliar yang baru ditelisik KPK.

Selain Lukas, KPK menduga ada pejabat yang ikut bermain dalam penerimaan suap dan gratifikasi. Hanya saja, penyidik masih melakukan pendalaman.