Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan akan berkomunikasi dengan petugas di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang Merah Putih. Mereka berupaya menyelesaikan keluhan para tahanan karena kondisi Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe.

“Kami segera komunikasikan dengan pihak Rutan KPK untuk memastikan penyelesaian kondisi dimaksud,” kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Senin, 7 Agustus.

Ali bilang KPK sudah menerima surat keluhan dari para tahanan. Di dalamnya, 20 tahanan termasuk John Irfan Kenway, terdakwa kasus korupsi pengadaan Helikopter AW-101 menyatakan terganggu dengan kebiasaan Lukas buang air sembarangan.

Tapi, Ali bilang kondisi Lukas sebenarnya tak parah. Sebab, dokter Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan dia mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan pengadilan.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter PB IDI tertanggal 31 Juli 2023 berkesimpulan bahwa terdakwa Lukas Enembe dinilai laik untuk menjalani proses persidangan atau fit to stand trial,” tegasnya.

Selain itu, petugas rutan seringkali memeriksa kondisi para tahanan termasuk Lukas. “Dan (mengecek, red) keamanan para tahanan,” ungkap Ali.

Sebelumnya, puluhan penghuni Rumah Tahanan (Rutan) KPK Cabang gedung Merah Putih mengeluhkan Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe yang suka buang air sembarangan atau meludah akibat kesehatannya yang terganggu. Kondisi ini disebut membahayakan.

Keluhan ini disampaikan para tahanan lewat surat ke Tim Penasihat Hukum dan Advokasi Lukas Enembe (TPHALE). Salah satu yang mengeluhkan kondisi kepala daerah nonaktif itu adalah John Irfan Kenway, terdakwa kasus korupsi pengadaan Helikopter AW-101.

“Tindakan atau perbuatan berikut ini sudah membuat kami warga tahanan MP menjadi tidak nyaman dan juga sangat mungkin menimbulkan bahaya terhadap kesehatan kami, yaitu kencing di celana di tempat tidur, kencing di celana di kursi di ruang bersama, meludah ke lantai atau tempat di mana dia berada,” demikian dikutip dari surat tersebut, Jumat, 4 Agustus.

Para tahanan juga menyebut Lukas tak pernah membersihkan diri setelah buang air besar dan tidur begitu saja di kasur yang tak pernah dibersihkan atau berbau pesing. Akibat kondisi ini, tahanan gotong royong membantu seperti memandikan hingga menyajikan makanan.

Tapi, upaya ini tak bisa mereka lakukan terus menerus. Sebabnya, para tahanan di rutan punya urusan masing-masing.

Selanjutnya, para tahanan berharap agar Lukas mendapat perawatan dari dokter atau tim medis. Bahkan jika perlu dibawa ke rumah sakit.

“Izinkan kami untuk sibuk dengan persoalan kami masing-masing yang sudah sangat berat kami rasakan dan tidak lagi diganggu perasaan bersalah oleh karena kami merasa membiarkan Bapak Lukas Enembe dengan segala keterbatasan,” ujarnya.

“Izinkan kami hidup sehat di ruang tahanan MP,” sambung mereka.