JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menemukan tiga kasus anak tengkes atau stunting di Jakarta Pusat.
Penemuan kasus stunting itu ditemukan saat meninjau pemeriksaan kesehatan bulanan di Posyandu Balita Cempaka 3, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Dari 15 anak yang baru cek kesehatannya di sini, ternyata tiga (anak) sudah masuk 'stunting' dan ini kita harus cepat bergerak," kata Heru kepada wartawan, Rabu 22 Februari.
Salah satu orang tua dari anak stunting, Sutarti (41) mengaku bahwa sang anak, Aisyah memiliki berat badan 9,9 kilogram dengan tinggi 84 sentimeter (cm) di usia 2,5 tahun.
"Kata ahli gizi di puskesmas, memang dari usia sebaya kurang, tapi dilihat dari tinggi dan berat badan masih proporsional. Memang anak saya juga agak susah makannya," kata Sutarti.
Ia menjelaskan, berat badan Aisyah mulai mengalami penurunan saat memasuki usia enam bulan, atau masa MPASI (makanan pendamping ASI).
Ia pun disarankan untuk memberikan tambahan lemak, seperti minyak ayam, minyak zaitun dan lainnya, dalam makanan utama Aisyah.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi mengibaratkan bahwa kasus tengkes seperti kanker stadium empat yang sulit untuk disembuhkan.
"Karena 'stunting' itu seperti kanker stadium empat, udah susah dikembalikan. Jadi, kita harus kejar di stadium satu, stadium dua. Karena ini ditimbang tidak enam bulan sekali, timbang harus setiap bulan," kata Menkes.
BACA JUGA:
Menkes juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk berencana menurunkan kasus tengkes pada anak hingga di bawah 10 persen, atau melebihi target Presiden Joko Widodo sebesar 24 persen pada 2024.
Sementara itu, Heru mengimbau agar orang tua dapat disiplin mengontrol tinggi dan berat badan anak setiap bulannya, baik di posyandu maupun puskesmas.
Menurut dia, Kementerian Kesehatan dan Pemprov DKI Jakarta dapat langsung melakukan intervensi memberikan gizi tambahan, seperti asupan protein kepada anak yang masuk kategori tengkes.