Pemprov DKI Bakal Salurkan Bantuan untuk Anak Stunting Rp300 Ribu per Bulan
Ilustrasi anak stunting (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan memasukkan anak dengan kondisi stunting di Ibu Kota menjadi sasaran penerima bantuan sosial Kartu Anak Jakarta (KAJ). Dalam program ini, setiap penerima KAJ akan menerima bantuan Rp300 ribu per bulan.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Premi Lasari menuturkan, pihaknya menyalurkan bantuan KAJ kepada balita stunting berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

"Seluruh balita stunting yang ada dalam DTKS itu masuk dalam jaminan sosial. Jadi pasti dapat bansos Kartu Anak Jakarta. Yang belum masuk DTKS, kita cek di lapangan dan akan kita daftarkan ke DTKS. Sehingga nanti dia bisa mendapatkan jaminan sosial Kartu Anak Jakarta," kata Premi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 16 Mei.

Kebijakan pemberian bantuan kepada anak stunting ini merupakan upaya intervensi Pemprov DKI Jakarta dalam menurunkan angka stunting.

Sejauh ini, pemerintah terus menyempurnakan sinkronisasi data stunting dengan menyesuaikan kondisi lapangan. Pemprov DKI tengah turun ke lapangan untuk mendata identitas warga yang diduga mengalami kondisi stunting.

Setelah masuk dalam pendataan, anak-anak stunting tersebut akan mendapat intervensi berupa bantuan dengan tujuan meningkatkan kesehatannya.

"Kami sudah melakukan sinkronisasi data. Dan juga kemarin kami sudah membuka forum sanggahan dan melakukan musyawarah kelurahan untuk melakukan verifikasi terhadap data terutama penerima bansos," urai Premi.

Upaya intervensi stunting ini menjadi instruksi Presiden Joko Widodo. Jokowi menginginkan angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Menindaklanjuti itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk bisa menurunkan kasus stunting menjadi 10 persen pada tahun depan. Saat ini, angka stunting di Jakarta masih di angka 16 persen.

"DKI mau lebih baik dari targetnya Bapak Presiden yang 14 persen. Karenanya, kita mau kejar sama-sama di bawah 10 persen," kata Budi Gunadi usai mengunjungi Posyandu Balita Cempaka 3, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Februari.

Budi mengaku penanganan stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi tidak mudah. Karenanya, Kemenkes Bersama Pemprov DKI mengawali penanganannya ini dengan mendata kasus stunting di seluruh wilayah, termasuk dengan menggunakan aplikasi untuk mempermudah petugas dalam memonitor kasus.

"Kita ingin ukur by name by address identifikasi anak-anaknya mana saja yang punya potensi masuk stunting karena stunting itu kayak kanker stadium 4. Sudah susah dibalikinnya. Jadi, kita harus kejar. Kalau bisa stadium 1 atau stadium 2. Ini yang sekarang sedang diukur," urai Budi.