Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menginginkan agar angka stunting di Ibu Kota terus menurun. Kini, angka stunting di Jakarta sebesar 14 persen.

Heru mengaku pemerintah terus berupaya menjalankan berbagai program. Namun, ia juga meminta masyarakat melakukan upaya pencegahan. Yakni mulai dari ibu hamil yang menjaga kondisi kesehatan diri dan calon bayinya.

Hal ini diucapkan Heru usai menjalankan rapat pimpinan bersama jajaran Pemprov DKI dan dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Informasi dari Dinas Kesehatan, kurang lebih ada 140 ribu ibu hamil. Saya imbau, ibu-ibu yang hamil tolong jangan malas, konsisten untuk memeriksa kehamilannya ke puskesmas, ke posyandu," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 1 Februari.

Ketika fasilitas pelayanan kesehatan mengetahui kondisi ibu hamil berdasarkan hasil pemeriksaan, maka pemerintah bisa mengetahui sasaran masyarakat yang perlu mendapat bantuan peningkatan gizi mereka.

"Ibu-ibu hamil harus disiplin, disiplin makannya, jaga kesehatan, harus cek rutin, sehingga kami bisa kontrol. Mengingat, pencegahan (stunting) yang paling mudah dan paling murah kan di posisi saat ibu hamil," tutur dia.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta Pemprov DKI bisa menurunkan stunting di Jakarta pada angka yang lebih minim dari target Jokowi, yakni 5 persen, seperti kondisi di kota-kota negara maju lainnya.

"Saya datang ke Pak Gub. (Angka stunting) negara-negara maju itu kan di bawah 5 (persen) karena DKI sekarang 14 (persen). Yuk kita kasih hadiah ke bapak Presiden. Tadi kita bicarakan bagaimana kita bisa kasih contoh satu provinsi di Indonesia itu sama dengan negara maju level stuntingnya, dan Pak Gub committed," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 1 Februari.

Budi menyebut, langkah pertama yang diambil pemerintah untuk menurunkan stunting di Jakarta dengan efektif adalah memadankan data ibu hamil dan bayi by name by address milik Kemenkes, Pemprov DKI, dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Kita sudah sepakat, nomor satu rapikan datanya. Jadi datanya by name by address itu mesti sama antara data Kemenkes, data Gubernur, dengan data BKKBN. Kita sudah setuju akan disamakan dalam waktu seminggu," ujar Budi.

Setelah data dipadankan, Kemenkes dan Pemprov DKI akan menentukan program-program prioritas untuk melakukan intervensi penurunan stunting dengan sasaran kelompok ibu hamil dan bayi.

"Kiita fokus ke dua grup, ibu hamil karena risiko paling tinggi sebelum melahirkan, dan grup bayi 6-24 bulan karena di situ dia butuh makanan tambahan di luar ASI yang kebutuhannya spesifik," urainya.