Bagikan:

MALUKU - Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease menegaskan, isu terkait aksi penganiayaan terhadap seorang warga di kawasan Jalan Suli, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah yang viral di media sosial adalah hoaks.

"Berita di medsos yang beredar kalau Nasrul Nahumarury (19), seorang remaja asal Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, dianiaya dan menjadi korban kekerasan bersama," kata Kasi Humas Polresta setempat, Iptu Moyo Utomo di Ambon, Antara, Senin, 20 Februari. 

Berita viral menyebutkan kalau korban yang menggunakan sepeda motor dilempari sejumlah orang tidak dikenal hingga terjatuh, lalu dianiaya sekitar lokasi Jembatan Dua di Negeri Suli.

Polsek Salahutu telah menelusuri informasi tersebut. Setelah dilakukan klarifikasi langsung kepada Nasrul Nahumarury, ternyata informasinya tidak benar (hoaks).

Bahkan, katanya, Nasrul Nahumarury sempat memberikan keterangan tidak benar ke pihak kepolisian.

"Polsek Salahutu sudah melakukan pemeriksaan kepada korban (Nasrul Nahumarury) dan mengakui telah memberikan keterangan yang tidak benar, karena takut menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada pihak keluarga," katanya.

Kejadian sebenarnya, Nasrul mengonsumsi minuman keras di sebuah tempat kos di kawasan belakang Keramat Nahumarury Dusun Pohon Mangga (Negeri Tulehu), bersama rekanya Ramdany Umarela, Rispandi Kotta, Mochal Umarella, Riski Ohorella, serta Raju Ohorella.

"Saat itu, korban mengeluarkan kata-kata yang menyinggung perasaan Raju Ohorella, sehingga dia mengambil sebilah parang, lalu bermaksud memotong jari korban," ucapnya.

Namun, korban menangkis dengan tangan kanan, sehingga jari kelingking dan pelipis bagian kanan hanya terluka.

Setelah dibacok Raju, korban dibawa ke rumah sakit oleh Ramdany Umarela bersama Mochal Umarella, Rispandi Kotta, Risky Ohorella.

"Korban dan rekan-rekannya dalam pengaruh minuman keras. Pengakuan mereka membeli minuman keras Sopi dari saudara Sakai di Negeri Waai dan Negeri Suli," jelas Moyo.

Dengan terungkapnya kronologis kejadian yang sebenarnya itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing dan terpengaruh informasi hoaks itu.

Dia menambahkan, berita hoaks di medsos sudah beberapa kali terjadi sebelumnya seperti kasus penculikan anak di Kota Ambon, namun setelah dilakukan penelusuran oleh aparat kepolisian ternyata tidak benar.