Bagikan:

JAKARTA - Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendorong akses bantuan kemanusiaan dari Turki ke Suriah diperbanyak, saat jumlah korban gempa bumi di kedua negara terus bertambah.

Korban tewas setelah gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin telah meningkat menjadi setidaknya 21.051, menurut pihak berwenang.

Di Turki, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi setidaknya 17.674, dan jumlah korban luka mencapai 72.879, kata Wakil Presiden Fuat Oktay, Kamis, seperti melansir CNN 10 Februari.

Sementara di Suriah, setidaknya 3.377 orang tewas, termasuk 2.030 di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut, menurut kelompok pertahanan sipil Helm Putih, dan 1.347 kematian di bagian Suriah yang dikuasai pemerintah, menurut media pemerintah Suriah.

Jumlah orang yang terluka di Suriah di semua wilayah yang terkena dampak naik menjadi 5.245, 2.295 di wilayah yang dikuasai pemerintah dan 2.950 di wilayah yang dikuasai pemberontak.

Sedikitnya 78.124 orang di Suriah dan Turki terluka setelah gempa tersebut, menurut angka dari pemerintah Turki, Helm Putih dan media pemerintah Suriah.

Terpisah, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Hari Kamis mendorong lebih banyak akses bantuan ke Suriah barat laut dari Turki, mencari mandat yang diperluas dari Dewan Keamanan PBB untuk memungkinkan bantuan PBB dikirim melalui lebih dari satu penyeberangan perbatasan.

Berbicara kepada wartawan, Guterres mengatakan sekaranglah waktunya untuk mengeksplorasi semua jalan yang memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dan personel ke daerah yang dikuasai pemberontak yang terkena dampak gempa.

sekjen pbb
Ilustrasi Sekjen PBB Antonio Guterres. (Wikimedia Commons/President of the Republic of Armenia)

"Banyak badan bantuan non-PBB sudah mengirimkan melalui penyeberangan lain," kata Guterres kepada wartawan, seperti mengutip Reuters.

"Saya akan sangat senang jika, dalam kaitannya dengan PBB, akan ada kemungkinan untuk melakukannya juga dalam penyeberangan sebanyak mungkin," lanjutnya.

Sejak 2014, PBB telah mampu memberikan bantuan kepada jutaan orang yang membutuhkan di barat laut Suriah dari Turki di bawah mandat Dewan Keamanan. Saat ini dibatasi hanya menggunakan satu penyeberangan perbatasan.

Mandat Dewan Keamanan diperlukan, karena pemerintah Suriah memandang pengiriman bantuan melintasi perbatasannya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya, mengatakan bantuan harus disampaikan melintasi garis depan dari dalam negara yang dilanda perang.

Guterres tidak mengatakan apakah dia telah secara khusus meminta pemerintah Suriah untuk mengizinkan pengiriman bantuan melalui lebih banyak penyeberangan perbatasan, tetapi dia merujuk pada kemampuan Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang untuk menyetujui tindakan tersebut.

"Jelas kami membutuhkan dukungan besar-besaran," sebut Guterres.

"Saya akan, tentu saja, sangat senang jika Dewan Keamanan dapat mencapai konsensus untuk mengizinkan lebih banyak penyeberangan digunakan," tandasnya.

Sementara itu, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan para pejabat PBB akan memulai pembicaraan dengan anggota Dewan Keamanan, untuk melihat apakah akses bantuan ke Suriah dari Turki dapat diperluas.

Namun, sekutu Suriah dan dewan yang memiliki hak veto, Rusia, tampaknya tidak mungkin setuju untuk mengamanatkan penyeberangan perbatasan lebih lanjut.

"Memperluas pengiriman lintas garis adalah solusi yang jelas. PBB memiliki semua alat yang diperlukan dan kerja sama Damaskus dalam hal ini," jelas Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy kepada Reuters, Kamis.

Pengiriman bantuan PBB ke barat laut Suriah dari Turki dilanjutkan pada Kamis setelah sempat terhenti akibat gempa.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths akan mengunjungi Gaziantep di Turki serta Aleppo dan Damaskus di Suriah dalam beberapa hari mendatang untuk menilai kebutuhan setelah gempa, kata Guterres.

Diketahui, Dewan Keamanan PBB pada awalnya mengesahkan pengiriman bantuan ke Suriah di empat titik dari Turki, Irak, dan Yordania pada tahun 2014.

Pada tahun 2020 Dewan Keamanan PBB telah mengurangi akses ke satu penyeberangan yang digunakan sekarang karena tentangan dari Rusia dan China.

Bantuan PBB dari Turki mencapai 2,7 juta orang per bulan di barat laut Suriah tahun lalu, dibandingkan dengan 43.500 orang per bulan yang menerima bantuan dari rute di Suriah sejak Agustus 2021.