JAKARTA - Kepala bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyoroti lambannya bantuan kemanusiaan yang dinilai mengecewakan rakyat Suriah, sepekan setelah gempa bumi Turki berkekuatan 7,8 SR mengguncang negara itu Senin pekan lalu dan korban tewas terus bertambah.
Martin Griffiths, Koordinator Bantuan Darurat PBB, menggambarkan pemandangan menghancurkan yang dia saksikan di Turki saat dia mengunjungi daerah yang dilanda gempa.
Komunitas internasional berusaha untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak gempa bumi dan sekitar 100 negara telah mengirimkan pekerja bantuan dan penyelamat ke wilayah tersebut.
"Di perbatasan Turki-Suriah hari ini. Kami sejauh ini telah mengecewakan orang-orang di Suriah barat laut," kata Griffiths di Twitter," dikutip dari The National News 13 Februari.
"Mereka benar merasa ditinggalkan. Mencari bantuan internasional yang belum datang," ujarnya.
Griffiths mengatakan, fokus dan tugas utamanya sekarang adalah untuk "memperbaiki kegagalan ini secepat mungkin." Dia menambahkan, biasanya dalam bencana alam pasokan air "tercemar" dan menyebarkan penyakit, peringatan akan gelombang kedua kolera di Suriah.
Lebih jauh Griffiths menggambarkan gempa tersebut sebagai peristiwa terburuk di kawasan itu dalam 100 tahun, memperkirakan jumlah korban jiwa setidaknya akan berlipat ganda.
Dia memuji tanggapan Turki, dengan mengatakan pengalamannya bahwa korban bencana selalu dikecewakan oleh upaya pertolongan dini.
At the #Türkiye-#Syria border today.
We have so far failed the people in north-west Syria.
They rightly feel abandoned. Looking for international help that hasn’t arrived.
My duty and our obligation is to correct this failure as fast as we can.
That’s my focus now.
— Martin Griffiths (@UNReliefChief) February 12, 2023
Puluhan ribu petugas penyelamat terus menjelajahi lingkungan yang rata dengan cuaca dingin yang telah memperdalam kesengsaraan jutaan orang yang sekarang sangat membutuhkan bantuan. Di Turki saja, sekitar 13 juta orang tinggal di zona kehancuran besar-besaran, berdiameter sekitar 500 km.
Masalah keamanan menyebabkan beberapa operasi bantuan ditangguhkan, dan puluhan orang ditangkap karena menjarah atau mencoba menipu korban setelah gempa di Turki, menurut media pemerintah.
Beberapa orang secara ajaib masih bisa diselamatkan, hampir seminggu setelah bencana, karena kisah bertahan hidup yang luar biasa terus bermunculan.
Tiga warga Emirat selamat dari gempa di Turki setelah mereka terjebak di dalam hotel saat tembok runtuh.
Mohammed Al Hrmoodi (26), Majed Abdulrhman (24) dan Ahmed Al Yassi (26) sedang tidur di Hotel Northhill di Antakya ketika gempa terjadi. Mereka terbangun karena bangunan itu bergoyang dan suara memekakkan telinga dari retakan beton serta jendela, tetapi dapat melarikan diri tanpa cedera.
Terpisah, situasi di daerah-daerah yang hancur akibat gempa bumi di Turki dan Suriah sangat suram, kata Menteri Negara di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan Inggris (FCDO) Andrew Mitchell.
"Suram di luar dugaan, ini adalah krisis terburuk, gempa terburuk yang kami hadapi tentu saja sejak Nepal (2015), mungkin sejak Haiti (2010)," sebutnya kepada Sky News.
Dia menilai jumlah korban tewas bisa mencapai 50.000, mendukung penilaian Griffith bahwa itu bisa meningkat secara dramatis.
"Saya pikir angka yang diberikan koordinator darurat PBB kemarin di kisaran 50.000, saya khawatir, yang akan kita lihat," jelasnya.
Mitchell mengatakan ada "pengaturan yang baik dari upaya bantuan di Turki, tetapi di ruang tak berpenguasa Suriah yang dilanda perang, situasinya lebih sulit.
Sementara itu, Utusan Uni Eropa untuk Suriah pada Hari Minggu mendesak pihak berwenang di Damaskus untuk terlibat dengan itikad baik dengan pekerja bantuan, untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
"Penting untuk mengizinkan akses bantuan tanpa hambatan tiba di semua wilayah yang membutuhkan," kata Dan Stoenescu kepada Reuters.
"Saling menyalahkan tidak konstruktif dan tidak membantu kami memberikan bantuan kepada mereka yang sangat membutuhkan dan kesusahan secara lebih tepat waktu, tapi sebaliknya," tandasnya.
BACA JUGA:
Diketahui, korban tewas di seluruh Turki dan Suriah akibat bencana gempa bumi telah mencapai setidaknya 34.179 jiwa hingga Hari Minggu, mengutip CNN.
Di Turki, korban tewas akibat gempa bumi telah mencapai 29.605 jiwa, kata Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM Hari Minggu.
Sementara, korban tewas yang dikonfirmasi di Suriah mencapai 4.574 jiwa. Jumlah itu mencakup lebih dari 3.160 di bagian barat laut Suriah yang dikuasai oposisi, menurut kementerian kesehatan otoritas pemerintahan Pemerintah Keselamatan.
Korban tewas Suriah juga termasuk 1.414 kematian di wilayah-wilayah Suriah yang dikuasai pemerintah, menurut kantor berita negara SANA.