Keluhkan Proyek Bangunan Tetangga, Ibu Ami Dapat Ancaman Pembunuhan Lewat Telpon
Ibu Ami (53) warga Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan keluhkan rumahnya rusak akibat rekonstruksi bangunan tetangganya/ Foto: Jehan/ VOI

Bagikan:

JAKARTA – Ibu Ami, warga Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan mengeluh rumahnya rusak akibat rekonstruksi bangunan tetangganya. Masalah yang dialaminya itu sudah ia laporkan ke ke RT/RW, Camat hingga Balai Kota, namun sampai saat ini belum ada jawaban. Bahkan Ami mengaku mendapat teror pembunuhan akibat keluhannya itu.

“Saya juga sudah diancam, ada telpon, mau dibunuh kata temen saya ‘rekam mi..rekam mi’ saya orang bego (lupa),” kata Ami saat ditemui di rumahnya, Selasa, 7 Februari.

Ami menceritakan saat kejadian pengancaman pembunuhan itu, ada dua nomor tak dikenal menelponnya. Kala itu, dia menyampaikan pesan untuk tidak memperpanjang masalah tersebut.

“Suatu hari ada telpon, ‘ini ibu ami ya’ (saya jawa) ‘iya. ‘Elu masih ngomong ya, gua bunuh ya’,” tanya penelpon.

“(Saya jawab) ‘bunuh aja, mati di tangan Allah kok, bunuh aja “ jawab Ami.

Ami juga mengungkapkan bahwa tindakan pengancaman ini berasal dari proyek pembangunan di belakang rumahnya. Menurutnya, agar dirinya tidak berbicara banyak lagi kepada orang lain.

“Iya. (Ibaratnya-red) ‘Sudah diam aja tenang,” ucapnya.

Hingga saat ini, Ami tidak membuat laporan terkait pengancaman yang dialaminya. Lantaran baginya, bukti-buktinya masih kurang kuat untuk melapor ke pihak kepolisian.

“(Kejadiannya) Wah belum lama, saya langsung gemeter. Semingguan. Tapi kalau kaya gitu. Mau lawan engga ada bukti. Tapi nomor telpon ada (nelpon ada-red),” tutupnya.

Rumah ibu Ami (53) di Jalan X Nomor 9, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan mengalami kerusakan di bagian tembok. Hal ini terjadi proyek bangunan oleh tetangga yang tepatnya di belakang kediamannya seluas 1.000 meter.

Ami menceritakan kejadian bermula pada tahun 2017, terkait rencana dari warga setempat untuk menata lahan milik bernama Abdurrahman itu.

Lebih lanjut, seiringnya jalan proyek tersebut, ia mengaku kaget, saat melihat proyek pembangunan di belakang rumahnya itu, ternyata tidak menggunakan pondasi.

“Tanah, kayu, dan batu mulai ditumpuk di lahan ditaruh lagi tanah, batu. Itu berisik sekali,” kata Ami saat ditemui di rumahnya, Selasa, 7 Februari.

Sejak saat itu rumah Ami mulai mengalami kerusakan. Tembok rumahnya retak dan lembab karena terkikis air. Bahkan, ia telah menghabiskan uang pribadinya sebesar Rp14,8 juta untuk memperbaiki rumahnya, akibat proyek pembangunan tersebut.

"Saya keluar uang Rp14,8 juta buat perbaiki tembok-tembok yang retak ini. Itu pakai uang kami sendiri, ada yang bilang rumah ini bangunan lama. Tapi kenapa cuma tembok bagian ini yang retak-retak? Yang lain kan enggak," ucapnya.

Ia khawatir lama kelamaan rumahnya bakal roboh. Terlebih pembangunan di lahan di belakang rumahnya masih berlangsung.

“Saya aja tidur sampe di kamar (bawahnya) kalau, misalnya roboh, saya bisa aman. Kita cuma minta satu, dia pasang itu pondasi. Kita nggak minta apa-apa lagi," kata Ami.Bang