Ada Vaksin, Pengusaha Mal Optimis 2021 Tingkat Kunjungan Membaik
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pusat perbelanjaan di Tanah Air masih harus bekerja keras dalam meningkatkan kunjungan. Hal ini tidak mudah, terutama jika melihat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Namun, pengusaha pusat belanja Indonesia meyakini tahun ini akan lebih baik dibanding tahun 2020.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, pada 2021 memang terlihat ada tren perbaikan. Namun, tingkat kunjungan belum dapat kembali posisi normal.

"Diperkirakan kondisi usaha pusat perbelanjaan pada tahun 2021 ini akan lebih baik dari tahun 2020 yang lalu. Meski belum bisa kembali normal seperti pada saat sebelum pandemi," katanya, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Sabtu, 2 Januari.

Tren perbaikan ini, kata dia, juga didukung dengan hadirnya tiga juta vaksin COVID-19 dari perusahaan farmasi asal China. Ia menegaskan, adanya vaksinasi juga tak lantas menyelesaikan COVID-19, namun setidaknya dapat mengedalikan penyebaran virus.

Lebih lanjut, dia berujar, hal tersebut sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah dengan rasa aman.

"Vaksinasi akan mengurangi secara signifikan penyebaran wabah COVID-19. Sehingga hal tersebut dapat menjadi hal positif untuk mendorong gerak roda perekonomian," tuturnya.

Seperti diketahui, pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan kehidupan manusia. Bahkan, peraayaan Natal dan Tahun Baru yang biasanya menjadi peluang pengusaha mal untuk menarik jumlah pengujung lebih tinggi, tak bisa dilakukan karena adanya aturan jam operasional yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jakarta.

Alphonzus mengatakan, meskipun libur akhir tahun, tidak ada lonjakan pengunjung yang signifikan. Rata-rata tingkat kunjungan pada libur akhir tahun nanti diperkirakan hanya sekitar 20 hingga 30 persen saja. Angka ini sama seperti pengunjung pada libur akhir pekan atau weekend pada umumnya.

Bahkan, menurut pekiraanya, ada sekitar 10 hingga 20 persen penyewa yang tidak melanjutkan usahanya karena pandemi COVID-19. Hal ini semakin memperparah para penyewa tenant pada akhir tahun baru 2021.