Bagikan:

JAKARTA - Pengusaha mal yang tergabung dalam Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengungkap bahwa H-1 Natal, tidak ada lonjakan pengujung di pusat-pusat perbelanjaan di DKI Jakarta. Hal ini seiring dengan berlakunya aturan baru waktu operasional pusat perbelanjaan.

Adapun aturan baru yang dimaksud adalah semua mal dan restoran di DKI Jakarta wajib tutup pada pukul 19.00 WIB mulai hari ini. Aturan ini bertujuan untuk menekan angka kasus positif COVID-19 di masa liburan Natal dan Tahun Baru.

Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Gubernur dengan Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pengendalian Kegiatan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di Masa Libur Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, yang dikeluarkan pada Rabu 16 Desember 2020.

Salah satu yang diatur dalam Ingub adalah pembatasan jam operasional usaha pariwisata dan pusat perbelanjaan seperti mal, tempat hiburan, restoran. Khususnya pada tanggal 24 hingga 27 Desember 2020 dan 31 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021, jam operasional harus dipangkas kembali hingga pukul 19.00 WIB.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) APPBI Alphonzus Widjaja menjelaskan saat ini pusat perbelanjaan mengalami sepi kunjungan. Hal ini ditandai dengan datarnya jumlah pengunjung yang datang.

"Diperkirakan tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan menjelang dan selama Natal serta Tahun Baru tahun ini tidak akan ada peningkatan yang signifikan," tuturnya, saat dihubungi VOI, Kamis, 24 Desember.

Alphonzus juga berujar, aturan baru tutup paling malam pukul 19.00 WIB membuat masyarakat enggan untuk datang ke pusat perbelanjaan. Padahal, malam hari adalah waktu puncak kunjungan.

"Pembatasan jam operasional akan mengurangi jumlah kunjungan ke Pusat Perbelanjaan. Sore dan malam hari adalah waktu favorit bagi pengunjung terutama untuk keperluan makan malam," jelasnya.

Tingkat Kunjungan Mal Drop hingga 70 Persen

Sebelumnya, Alphonzus mengatakan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan menjelang Natal tahun ini cenderung sepi dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini karena mewabahnya COVID-19.

"Jika tahun lalu 100 persen maka tahun ini berkurang sebesar 60 hingga 70 persen. Sehingga hanya tinggal 30 hingga 40 persen saja tingkat kunjungan masyarakat," tuturnya, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Senin, 21 Desember.

Alphonzus juga berujar, tidak banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan Natal dikarenakan wabah COVID-19 masih belum berakhir dan daya beli yang masih dalam keadaan terpuruk.

Menurut Alphonzus, tingkat kunjungan tahun ini akan lebih banyak didorong oleh alasan mengisii liburan, bukan untuk berbelanja kebutuhan Natal dan Tahun Baru.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, terdapat kenaikan jumlah pengunjung dan penjualan pada akhir pekan lalu.

"Dari segi penjualan, traffic ke mall ada kenaikan dari biasanya 20 hingga 30 persen. Dibanding bulan lalu ada pergerakan kenaikkan pengunjung ke mal," tutur Budi.

Menurut Budi, meningkatnya kunjungan masyarakat diakhir pekan kemarin juga didorong oleh Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) yang berlangusng sejak 16 hingga 31 Desember.

"Ini kan karena ada acara hari belanja nasional diskon dan festival diskon nasional jadi pergerakan pembelian offline dan online peningkatan di bulan Desember ini," katanya.

Namun, kata Budi, jenis produk yang banyak dibeli tidak berkaitan dengan persiapan menyambut Natal maupun Tahun Baru 2021. Katanya, terdapat pergeseran pola dalam berbelanja.

"Yang dibeli memang dari segi fesyen ada penurunan, kalau Natal kan biasanya orang beli baju. Tapi sekarang tidak seperti tahun lalu, yang meningkat produk elektronik. Seperti laptop, gadget itu ada peningkatan," jelasnya.