JAKARTA - Perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 tinggal menghitung hari. Namun, kondisi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya sangat dirasakan oleh Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Sebab, tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan atau mal masih sangat rendah.
Dibanding tahun lalu, terjadi penurunan hingga 70 persen. Salah satu penyebabnya adalah kasus pandemi COVID-19 yang masih tinggi. Apalagi, pemerintah juga mengurangi jam operasional pusat perbelanjaan atau mal dikurangi. Padahal, momen ini sangat ditunggu oleh pengusaha untuk meraup keuntungan berlipat.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar membatasi jam buka atau operasional restoran menjadi hingga pukul 19.00 untuk mal, restoran, dan tempat hiburan di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Permintaan itu ditujukan untuk mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 pasca libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Pembatasan dimulai pada 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan menjelang Natal tahun ini cenderung tidak ada peningkatan yang signifikan.
"Jika tahun lalu 100 persen maka tahun ini berkurang sebesar 60 hingga 70 persen. Sehingga hanya tinggal 30 hingga 40 persen saja tingkat kunjungan masyarakat," tuturnya, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Senin, 21 Desember.
Alphonzus juga berujar, tidak banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan Natal dikarenakan wabah COVID-19 masih belum berakhir dan daya beli yang masih dalam keadaan terpuruk. Menurut Alphonzus, tingkat kunjungan tahun ini akan lebih banyak didorong oleh alasan mengisi liburan, bukan untuk berbelanja kebutuhan Natal dan Tahun Baru.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, terdapat kenaikan jumlah pengunjung dan penjualan pada akhir pekan lalu.
BACA JUGA:
"Dari segi penjualan, traffic ke mall ada kenaikan dari biasanya 20 hingga 30 persen. Dibanding bulan lalu ada pergerakan kenaikan pengunjung ke mal," tutur Budi.
Menurut Budi, meningkatnya kunjungan masyarakat diakhir pekan kemarin juga didorong oleh Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) yang berlangusng sejak 16 hingga 31 Desember.
"Ini kan karena ada acara hari belanja nasional diskon dan festival diskon nasional jadi pergerakan pembelian offline dan online peningkatan di bulan Desember ini," katanya.
Namun, kata Budi, jenis produk yang banyak dibeli tidak berkaitan dengan persiapan menyambut Natal maupun Tahun Baru 2021. Katanya, terdapat pergeseran pola dalam berbelanja.
"Yang dibeli memang dari segi fesyen ada penurunan, kalau Natal kan biasanya orang beli baju. Tapi sekarang tidak seperti tahun lalu, yang meningkat produk elektronik. Seperti laptop, gadget itu ada peningkatan," jelasnya.