Bagikan:

JAKARTA - Arab Saudi memulai pengerjaan pelepasliaran lebih dari 1.500 hewan langka di AlUla pada Hari Selasa. Proyek pelepasan terbesar Komisi Kerajaan untuk AlUla melibatkan empat spesies dalam lima fase.

Gazelle Arab, kijang pasir, kijang Arab dan ibex Nubia akan dilepaskan di tiga cagar alam AlUla: Sharaan, Wadi Nakhlah dan Al Gharameel.

Rilis terbaru adalah yang terbesar sejak program reintroduksi komisi dimulai pada Februari 2019. Itu dilakukan di lahan yang membentang seluas 12.400 kilometer persegi di AlUla

"Program pelepasan hewan menunjukkan bagaimana RCU berusaha keras untuk mempromosikan regenerasi habitat dan pemulihan spesies hewan asli di barat laut Arab Saudi," kata Dr Stephen Browne, direktur eksekutif Komisi Margasatwa dan Warisan Alam, melansir The National News 18 Januari.

"Akibatnya, kami menjadi pihak yang berkembang dalam pemulihan dan konservasi keanekaragaman hayati secara regional dan internasional," terangnya.

Pelepasan akan mencakup 650 rusa Arab, 550 rusa Pasir, 280 oryx Arab dan 100 ibex Nubia dengan total 1.580 hewan. Tahap pertama, pada 10 Januari, 80 ekor hewan dilepasliarkan.

Upaya konservasi juga difokuskan pada penanaman vegetasi asli dan pengembangan infrastruktur baru, termasuk kandang karantina.

macan tutul arab
Macan tutul Arab. (Wikimedia Commons/shankar s)

Semua hewan memiliki pelacak satelit dan akan dipantau oleh pasukan ranger komisi.

Ini adalah pertama kalinya pelacak bertenaga surya yang ringan akan digunakan untuk spesies berkuku di wilayah tersebut.

Komisi berharap untuk melepaskan hewan lima kali lebih banyak tahun ini, daripada yang dilakukan pada tahun 2022.

"Reintroduksi hewan dilakukan sejalan dengan praktik terbaik dan pedoman International Union for Conservation of Nature (IUCN), termasuk karantina sebelum pelepasan, pemantauan setelah pelepasan dan analisis mendalam dari hasil pemantauan," jelas ahli zoologi Yousef Alfaifi.

Diketahui, hewan yang dilepasliarkan berasal dari Arab Saudi dan UEA.

Komisi telah melakukan pemeriksaan genetik dan fisik yang ekstensif, serta pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kebugaran mereka untuk dilepasliarkan.

Dr. Browne mengatakan reintroduksi macan tutul Arab, predator puncak, akan menjadi pencapaian puncak dari proyek regenerasi. Rencananya dilakukan tahun 2030.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam mengklasifikasikan macan tutul Arab sebagai terancam punah.